Jakarta (ANTARA) - Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Laksmi Dhewanti mengatakan Indonesia akan meningkatkan target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dalam pembaruan dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) yang rencananya dilakukan sebelum Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-27 (COP-27) di Mesir pada November 2022.

Dalam diskusi tentang karbon biru di Jakarta, Senin, Dirjen PPI Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi menjelaskan Indonesia saat ini memiliki target pengurangan emisi GRK 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional.

"Kita punya 29 dan 41 persen dan angka ini sebentar lagi, InsyaAllah, akan kita tingkatkan karena saat ini kita terus menerus menggali potensi-potensi. Sehingga sebelum nanti Conference of the Parties ke-27 di Mesir, InsyaAllah, Indonesia sudah akan menyampaikan dokumen NDC yang telah meningkatkan target," kata Laksmi, dalam diskusi yang diadakan KLHK dan KKP.

Dia mengatakan sebelumnya target pengurangan 29 persen dan 41 persen itu sudah dijabarkan dalam dokumen peta jalan dan strategi implementasi NDC.

Dari lima sektor yang menjadi fokus pengurangan emisi GRK, sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain (forest and other land use/FoLU) menyumbang pengurangan terbesar. Indonesia sendiri menargetkan penyerapan bersih atau net sink karbon sektor FoLU pada 2030.

Terkait karbon biru, KLHK telah memasukkan mangrove yang masuk dalam ekosistem pesisir ke dalam target mitigasi untuk sektor FoLU.

Namun, masuknya karbon biru itu masih sebatas mangrove yang berada di atas tanah, padahal terdapat juga potensi penyimpanan karbon di bawah tanah ekosistem pesisir seperti mangrove dan padang lamun.

"Kalau kita bisa punya angkanya, kita punya metodologinya bagaimana melakukan upaya untuk meningkatkan ambisinya dan bagaimana mengukurnya, maka target ini akan naik," ujarnya.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022