Jambi, (ANTARA News) - Kerusakan kawasan penyangga cagar alam hutan bakau (Manggrove) di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) sepertinya kian parah akibat pengikisan pantai (abrasi). Direktur Eksekutif `Pesta Pinse` Jambi, Husni Thamrin di Jambi, Sabtu (18/2) mengatakan, ancaman kerusakan penyangga Mangrove tersebar pada desa-desa sekitar seperti Desa Simbur Naek, Alang-Alang, Air Hitam Laut, dan Lambur. LSM Pesta Pinse Jambi yang menjadi mitra Dinas Kehutanan Jambi dan pemerintah daerah membantu membangun kerusakan lingkungan hidup dengan memberdayakan warga desa sekitar melakukan penghijauan dalam sepuluh tahun terakhir. Abrasi pantai akibat hantaman gelombang laut dari Selat Berhala dan Laut Cina Selatan yang berada di Tanjabtim, karena hutan bakau yang terbentang seluas 40.000 Ha di wilayah pantai tidak mampu menahan gelombang. Ia mengakui, cagar alam hutan bakau setelah dilakukan penghijauan dalam sepuluh tahun terakhir ini secara bertahap mulai lestari. Kerusakan hutan bakau dan penyangganya selama ini karena sebagian masyarakat memanfaatkan kayu bakau untuk kayu bakar dan tiang peyangga membangun rumah dan gedung parmanen. Selain itu juga warga sekitar membangun kanal tambak perikanan tanpa menggunakan sistem empang parit di sela-sela bakau, dan membuka perkebunan kelapa. Cagar alam hutan Bakau itu menyatu sampai ke Taman Nasional Berbak (TNB), yang selama ini menjadi tempat habitat satwa langka dan ikan konsumsi seperti udang dan kepiting.(*)

Copyright © ANTARA 2006