Medan (ANTARA News) - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Sumatera Utara dr Henry Salim Siregar mengatakan, sudah selayaknya ada penelitian khusus terkait banyaknya kasus kelainan pada bayi bawaan lahir.

"Penelitian itu tidak saja untuk kepentingan medis, tapi juga untuk kepentingan masyarakat umum. Kita tidak tahu, bisa jadi faktor lingkungan tertentu bisa menyebabkan kelainan pada bayi. Memang sudah sepatutnya ada penelitian untuk itu," katanya di Medan, Kamis.

Hal itu ia katakan ketika diminta tanggapannya adanya bayi yang baru lahir dengan kelainan pada kepala (meningocele). Bayi buah hati dari pasangan Poniman-Yusnita warga Tanjung Jati Kota Binjai, Sumatera Utara itu saat ini masih menjalani perawatan di ruang rawat inap dan Perinatologi Instalasi Rindu B Rumah Sakit Adam Malik Medan.

Menurut dia menyikapi hal itu langkah yang paling aman adalah para pasangan yang menginginkan anak sebaiknya memeriksakan kesehatan diri. Apalagi dewasa ini sudah dianjurkan pemeriksaan kesehatan dilakukan pra menikah (premarital checkup).

Setelah itu, tambahnya, seorang ibu hamil juga sangat dianjurkan untuk rutin memeriksakan kehamilan sedikitnya empat kali selama masa kehamilan, bukan saja untuk mengetahui kondisi kesehatan sang calon bayi namun juga kesehatan ibu.

Apalagi saat ini persoalan biaya sudah tidak menjadi masalah lagi karena pemerintah sudah membuat program Jaminan persalinan (Jampersal).

Dengan program tersebut, mulai dari pemeriksaan kehamilan, proses melahirkan baik spontan maupun ada indikasi, pasca melahirkan hingga pemasangan alat kontrasepsi sudah gratis.

"Kemudian yang paling penting, ibu hamil tidak boleh mengonsumsi obat-obatan sembarangan kecuali memang atas saran dokter. Karena belum tentu obat yang dikonsumsinya cocok dengan tubuhnya," katanya.

Menurut dia, lebih dari 50 persen kasus cacat bayi yang dilahirkan lebih diakibatkan karena infeksi dan kurang gizi. Juga bisa disebabkan karena faktor memakan obat sembarangan, genetik dan lingkungan.

"Secara medis penyebab bayi cacat belum diketahui secara pasti. Namun secara umum kuat dugaan akibat infeksi dan kurang gizi dinilai lebih dominan. Memang belum ada penelitian secara tepat untuk mengetahui penyebab kelainan pada bayi seperti hidrocepalus, meningokel dan lainnya," katanya.
(T.KR-JRD/R010) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011