Jakarta (ANTARA) - Startup teknologi pangan asal Indonesia Off Foods mengumumkan pendanaan tahap awal (seed funding) senilai 1,7 juta (sekitar Rp24,5 miliar) dari Alpha JWC Ventures, dengan partisipasi Global Founders Capital (GFC) dan beberapa investor strategis lainnya seperti Creative Gorilla Capital, Lemonilo, dan United Family Capital (UFC).

Dengan pendanaan terbaru, Off Foods akan berinvestasi lebih lanjut dalam penelitian dan pengembangan variasi baru Off Meat, dimulai dengan nugget. OFF FOODS juga akan melanjutkan ekspansi ke kota-kota lain di Indonesia serta mulai menjangkau konsumen secara langsung.

"Off Foods tak hanya sekadar menjual makanan. Kami adalah pelopor perubahan gaya hidup di Indonesia, yang harapannya akan menghasilkan masyarakat yang lebih sehat serta bumi yang lebih lestari. Off Meat dan Indonesia hanyalah titik awal kami. Dengan antusiasme dari investor-investor kami, Off Foods siap bergerak maju untuk inovasi produk dan ekspansi nasional, serta ekspansi regional pada 2024," kata Dominik Laurus, pendiri dan CEO Off Foods dalam keterangannya pada Rabu.

Baca juga: Daging nabati jadi pilihan menu saat pandemi

Baca juga: "Daging" berbahan nabati hadir di Indonesia, dimulai dari burger


Sementara itu, Eko Kurniadi, Partner di Alpha JWC Ventures menilai selama ini, protein alternatif sulit berkembang di negara berkembang seperti Indonesia karena harganya yang cukup premium. "Namun, kini semakin banyak konsumen yang mau beralih ke produk nabati untuk kesehatan dan isu lingkungan. Ini adalah waktu yang tepat bagi OFF FOODS untuk hadir dengan produk yang lezat, strategi pasar yang kuat, serta penawaran harga terbaik. Kami yakin OFF FOODS akan menjadi penggerak adopsi protein alternatif bagi masyarakat luas di Indonesia."

Startup yang didirikan pada 2021 oleh Dominik Laurus dan Jhameson Ko tersebut telah meluncurkan produknya yang bernama Off Meat, sebuah pengganti daging ayam, pada Agustus tahun lalu. Selain rasanya yang diklaim enak, Off Meat mengandung kadar kolesterol yang rendah, protein tinggi, kadar lemak jenuh yang rendah, serta tinggi serat, mineral, vitamin, dan kandungan antioksidan.

"Off Meat hadir dengan harga yang terjangkau: hanya setengah harga dari produk-produk alternatif daging serupa di pasaran. Ini jadi solusi bagi bisnis kuliner yang ingin merambah ke sektor daging nabati. Produk kami terjangkau dan mudah disesuaikan untuk berbagai resep dan teknik para koki. Konsumen dapat menikmati cita rasa yang familiar dari restoran sekaligus menjadi bagian dari masa depan yang lebih sustainable," kata Jhameson Ko, pendiri dan CPO Off Foods.

Jhameson Ko mengatakan sejak diluncurkan, bisnis Off Meat telah berkembang lebih dari 10 kali lipat melalui kerja sama business-to-business (B2B) dengan berbagai restoran. Dengan penggunaan yang fleksibel, mulai dari ayam goreng, nugget, hingga sambal matah ayam, Off Meat mudah diterima oleh pengelola restoran maupun konsumen.

Off Meant kini tersedia di tujuh kota (Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Yogyakarta, Makassar, dan Bali) melalui restoran mitra OFF FOODS, seperti restoran Italia Mamma Rosy (Jakarta Selatan), katering FITCO Eats, franchise Gaaram dan Wanfan. OFF FOODS juga akan segera hadir di 40+ gerai Mangkokku di pulau Jawa, 20+ gerai restoran Jepang Zenbu, dan delapan gerai Byurger.

Baca juga: Amankah menerapkan pola makan vegan pada anak?

Baca juga: Konsumsi protein berlebihan bisa rusak ginjal

Baca juga: Pakar: protein nabati paling baik untuk turunkan berat badan

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022