Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, mendukung penuh implementasi program Power to You(th) di Lombok Tengah dengan melibatkan partisipasi seluruh komponen guna mendorong perlindungan terhadap perempuan dan anak di daerah setempat.

"Kerja sama dari semua pihak sangat kami harapkan agar pelaksanaan program pencegahan kekerasan dan perlindungan terhadap anak di Kabupaten Lombok Tengah dapat berjalan secara optimal serta dapat mencapai hasil yang diharapkan," kata Bupati Lombok Tengah H Lalu Pathul Bahri saat penandatanganan MoU dengan Rutgers Indonesia di kantor bupati setempat, Kamis.

Baca juga: Lima desa di Lombok Tengah dicanangkan jadi desa ramah perempuan

Koordinasi dan konsolidasi secara intensif dan berkelanjutan dengan berbagai pihak tentunya sangat dibutuhkan selama proses pelaksanaan program Rutgers di Kabupaten Lombok Tengah.

Penandatanganan MoU antara pihak Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dengan Rutgers Indonesia serta penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Bappeda, DP3AKB, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dengan pihak Rutgers Indonesia merupakan wujud nyata komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pelaksanaan program Power to You(th) di Kabupaten Lombok Tengah.

"Kegiatan ini diharapkan Rutgers Indonesia melalui program Power to You(th) akan dapat berkontribusi secara optimal dalam optimalisasi pencapaian target-target pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah, khususnya yang berkaitan dengan isu perlindungan perempuan dan anak," katanya.

Baca juga: 20 desa di Lombok Tengah diusulkan jadi desa cerdas

Project Manager Power to You(th) Indonesia Muhammad Rey Dwi Pangestu mengatakan program ini bukan hanya diimplementasikan di Indonesia, namun juga di enam negara lainnya, yaitu Senegal, Ethiopia, Uganda, Malawi, Kenya, dan Ghana.

Target utama dari program ini adalah remaja perempuan dan perempuan muda berusia 12 – 24 tahun dengan melaksanakan Implementasi PKRS (Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual) di tingkat SMP/MTs untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja terkait bahaya dari perkawinan anak dan kehamilan remaja.

Baca juga: Perempuan & anak korban kekerasan seksual alami dampak lebih besar

“Harapannya dalam 5 tahun ke depan, kita dapat berkolaborasi lebih banyak, lebih aktif, dan juga bekerja sama dalam hal mencegah isu-isu khususnya perkawinan anak, kehamilan remaja, kekerasan berbasis gender dan seksual, sunat perempuan, agar dapat mewujudkan masyarakat dan kualitas remaja dan orang muda yang lebih baik lagi," katanya.
 

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022