Srinagar, India (ANTARA News) - Sejumlah orang cedera dalam bentrokan sengit antara polisi dan demonstran di Kashmir India setelah sholat Idul Adha, Senin, kata polisi.

Polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan pentungan untuk membubarkan pemrotes yang meneriakkan slogan-slogan anti-India dan pro-kemerdekaan, kata beberapa saksi, lapor AFP.

Pasukan keamanan bergerak setelah ratusan muslim, yang sebagian besar pemuda, keluar dari masjid dan melakukan demonstrasi di kota-kota Anantnag dan Sopore.

Pemrotes mundur ke gang-gang sempit dan melempari polisi dan pasukan paramiliter dengan batu, yang menyulut kekerasan.

Sedikitnya empat polisi dan tiga pemrotes cedera, kata seorang polisi yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Ribuan polisi dan aparat paramiliter ditempatkan di ibu kota musim panas Kashmir, Srinagar, untuk mencegah berulangnya protes keras yang melanda kota itu tahun lalu pada Hari Raya Idul Adha.

Pemimpin separatis senior Syed Ali Geelani dikenai penahanan rumah, kata kantornya.

Kashmir India tahun lalu dilanda protes terbesar terhadap kekuasaan India, yang menewaskan lebih dari 110 pemrotes, sebagian besar akibat tembakan polisi terhadap pemuda pelempar batu.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Perbatasan de fakto memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011