Jakarta (ANTARA) - Pandemi memberikan pelajaran untuk selalu punya persiapan untuk mengantisipasi hal yang tak disangka-sangka, sehingga gaya hidup "You Only Live Once" alias YOLO sulit untuk diterapkan, kata narablog wisata Marischka Prudence.

Baca juga: Tauzia Hotels dan WE+Indonesia lindungi tamu dengan asuransi

Istilah ini dipakai agar setiap orang memanfaatkan setiap kesempatan demi menikmati hidup, tapi Pru berpendapat pandemi membuatnya jadi lebih terbiasa untuk mempersiapkan segala sesuatunya secara matang, termasuk soal melancong.

"Walau sudah ada steady job tetap bisa ada sesuatu yang enggak disangka-sangka, mengajarkan kita lebih bersiap. Aku menyadari asuransi penting banget," kata Pru dalam konferensi pers daring, Kamis.

Saat pandemi, insiden yang terjadi ketika melancong tak cuma soal koper yang tertinggal atau jadwal perjalanan berubah, tapi juga risiko terinfeksi virus corona. Oleh karena itu, dia memilih untuk menyisihkan dana untuk asuransi demi berjaga-jaga, ketimbang ada hal tak diinginkan yang justru membuat pengeluaran jadi membengkak.

Baca juga: Layanan asuransi perjalanan agar terbang lebih tenang

Pru punya kiat dalam membeli asuransi perjalanan: sediakan waktu yang cukup agar bisa membaca secara seksama dan memilih mana yang paling memenuhi kebutuhan individu.

"Jangan mepet, pastikan apa yang dibutuhkan memang ter-cover," tegas dia.

Persiapan untuk berjalan-jalan kini lebih panjang karena ada aturan-aturan baru terkait kesehatan. Ia menilai kebiasaan pelancong pun ikut bergeser dari yang serba spontan menjadi penuh rencana.

"Preparation lebih panjang tapi orang menikmati persiapan itu," katanya.

Pada 2022, di tengah kasus yang landai, pelonggaran pembatasan dan bertambahnya jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi, dia melihat ada geliat pariwisata. Orang-orang yang telah dua tahun tidak bepergian jauh bersemangat untuk kembali berpetualang. Banyak destinasi domestik yang semakin dikenal karena orang-orang mencari alternatif wisata di luar tujuan yang itu-itu saja.

Baca juga: Perusahaan asuransi sulit bayar klaim taksi daring

Momen pandemi juga mendorong orang untuk keluar dari zona nyaman setelah menjajal tipe perjalanan yang dulu bukan pilihan mereka.

"Yang tadinya city saja, doyan belanja, jadi suka trekking dan belajar diving. Orang ingin mencoba trip yang bisa dinikmati di luar rumah dengan berjarak," kata Pru.

Kini tren perjalanan juga semakin pulih seiring dengan pelonggaran pembatasan perjalanan menjelang Hari Raya Idulfitri dimana banyak orang akan mudik ke kampung halaman.

Survei Balitbang Kementerian Perhubungan Indonesia pada Maret 2022 memprediksi hampir 75 juta orang akan melakukan mudik Lebaran tahun ini atau meningkat sekitar 170 persen dibanding dengan prediksi mudik pada tahun 2021. Bahkan terjadi pergerakan lebih dari 100.000 penumpang di Bandara Soekarno Hatta saat Maret 2022 lalu.

Chief Technical Officer Zurich Asuransi Indonesia, Rismauli Silaban, mengatakan banyak pula yang sudah siap liburan karena sebelumnya tertunda oleh pandemi.

Pada Desember 2021, Zurich mengadakan riset dan mencatat 85 persen responden berencana untuk mengadakan perjalanan dalam enam bulan mendatang dan 90 persen responden merencanakan perjalanan domestik.

Jenis perjalanan yang diminati pun juga semakin beragam pasca pandemi, seperti petualangan di alam, solo traveling, dan wisata religi.

Zurich sebelumnya juga melakukan survei di tahun 2020 untuk melihat perilaku traveler terhadap risiko perjalanan dan kebutuhan asuransinya. Riset ini mengungkap bahwa nasabah lebih memilih produk asuransi yang paling lengkap jaminannya (46,5 persen) dan yang jaminannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka (46,3 persen).

"Riset ini menjadi pondasi kami dalam mengembangkan Zurich Travel Insurance. Kami sebagai perusahaan asuransi yang berfokus terhadap Nasabah menjawab tren perjalanan dan kebutuhan traveler dengan menghadirkan perlindungan untuk berbagai jenis risiko, mulai dari yang paling umum seperti pembatalan perjalanan hingga yang lebih spesifik dan kompleks seperti risiko ketika melakukan kegiatan hobi, olah raga musim dingin atau akibat COVID-19," kata Uli.


Baca juga: Kemenparekraf upayakan pariwisata aman untuk pelancong perempuan

Baca juga: Apakah Indonesia ramah untuk pelancong perempuan?

Baca juga: Enam inspirasi liburan anti mainstream di Singapura

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022