makna peringatan Hari Kartini adalah kesetaraan gender, tentang perjuangan kelompok tertentu dalam mendapatkan hak berkreasi
Makassar (ANTARA) - Akademisi Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr Hurriah Ali Hasan mengatakan semangat perjuangan RA Kartini yang diperingati setiap tahun, tetap relevan di semua era.

"Pemaknaan semangat Kartini di era millenial  tetap relevan di semua era, karena makna peringatan Hari Kartini adalah tentang kesetaraan gender, tentang perjuangan kelompok tertentu dalam mendapatkan hak berkreasi dan tentang kebebasan mendapatkan pendidikan yang setara oleh semua pihak," kata alumnus Universitas Teknologi Malaysian itu di Makassar, Kamis.

Dia mengatakan perjuangan putri asal Jepara, Jawa Tengah, ini untuk mendapatkan hak menuntut ilmu dalam pendidikan formal, semestinya tidak dimaknai hanya oleh kaum perempuan semata, tetapi sebenarnya Kartini mewakili kelompok masyarakat yang dikekang kebebasannya.

Baca juga: Akademisi: Zakat fitrah berperan penting untuk menyucikan diri

Menurut dia, kebetulan di zamannya Kartini mewakili kaum perempuan ningrat yang memang dibatasi geraknya.

"Namun untuk masa sekarang, di masa milenial, ada banyak kita temukan kelompok masyarakat yang dibatasi geraknya, bukan lagi karena faktor budaya, namun faktor kemiskinan," paparnya.

Karena itu, lanjut dia, kalau Kartini bisa memberontak dan mendobrak kultur perempuan ningrat tidak boleh mendapatkan pendidikan, seharusnya generasi muda yang terkekang oleh kemiskinan juga bisa mendobrak dan melawan kemiskinan tersebut untuk mendapatkan hak-haknya dalam pendidikan tinggi.

Baca juga: Akademisi Unja: Semangat Kartini tidak lekang oleh waktu

Apalagi di era digital, banyak peluang untuk merebut kesempatan terbaik dalam mengubah masa depan yang lebih baik.
Perjuangan Kartini bukan hanya mewakili perempuan yang terkekang, tetapi semua masyarakat, khususnya generasi muda, laki-laki dan perempuan yang terkekang oleh keadaan.

"Jadi generasi milenial harus belajar dari semangat Kartini, tentang perjuangan untuk melepaskan diri dari kekangan oleh keadaan, apapun itu," tandasnya.

Baca juga: Akademisi: Subvarian terbaru Omicron picu lonjakan kasus di New York

Baca juga: Akademisi: Pembangunan infrastruktur harus perhatikan potensi bencana

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022