Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional mendorong International Pepper Community (IPC) untuk terus melakukan proses proses evolusi industri lada global menjadi lebih baik.

Salah satunya dengan mengadakan program yang inovatif dan riset ilmiah agar stabilitas harga lada global tetap terjaga.

“Diharapkan Sekretariat IPC dapat menghasilkan program yang inovatif dan riset ilmiah mengenai ide-ide baru untuk penggunaan lada, khususnya dalam industri besar,” ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono selaku National Liaison Officer (NLO) Indonesia untuk IPC lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.

Hal itu diungkap Djatmiko saat membuka kegiatan seminar web (webinar) bertajuk “Evolution of the Pepper Industry: Expanding the Global Consumption Through its Value-Added Products and Innovation”.

Webinar ini merupakan bagian dari perayaan hari jadi IPC ke-50 sekaligus peringatan hari lada internasional.

Djatmiko menyebut harga lada relatif stagnan dibandingkan komoditas lain yang mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19, seperti kelapa sawit.

Untuk itu, Djatmiko mendorong IPC melakukan analisis mendalam dan formulasi ulang program kegiatan agar dapat mempertahankan harga lada yang cenderung stabil.

“Lada merupakan komoditas yang cukup unik karena di tengah goncangan ekonomi akibat pandemi, harganya relatif stabil, tidak seperti kelapa sawit. Sangat penting agar IPC melakukan analisis mendalam untuk mengetahui fenomena ini, sehingga harga lada dapat dipertahankan, bahkan menciptakan kondisi yang lebih baik,” ujar Djatmiko.

Dalam acara ini juga dilakukan peluncuran desain logo dan serah terima plakat penghargaan kepada PT Haniori selaku pemenang Penghargaan IPC 2020 dari Indonesia pada kategori Excellence in Export of Value-Added Pepper and Pepper Products.

IPC merupakan organisasi internasional yang beranggotakan pemerintah negara penghasil lada di dunia yang didirikan pada 1972 dan sejak 1976 kantor IPC berada di Jakarta. Anggota permanen IPC saat ini terdiri dari India, Indonesia, Malaysia, Sri Lanka, dan Vietnam.

Sementara anggota anggota asosiasi terdiri dari Papua Nugini dan Filipina. Organisasi mempunyai fungsi utama  melakukan koordinasi untuk memajukan industri dan perdagangan lada di negara anggota.

Baca juga: Menyusuri jejak rempah Aceh di mata dunia
Baca juga: LSM LAdA Damar dorong penyusunan SOP bagi PMI korban TPPO


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022