Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan persiapan penyelenggaraan Platform Global untuk Risiko Bencana (GPDRR) ke-7 Tahun 2022 menunjukkan capaian perkembangan yang progresif.

"Kami banyak melakukan perkembangan yang progresif sejak pertemuan terakhir bersama PBB pada Februari 2022," kata Muhadjir Effendy melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Pernyataan itu disampaikan Muhadjir pada pertemuan trilateral bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dan Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Pengurangan Risiko Bencana Mami Mizutori di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, hari ini.

Baca juga: Menko PMK: GPDRR perkokoh pengalaman RI dalam penanggulangan bencana

Perkembangan progresif tersebut, kata Menko PMK, didukung oleh kolaborasi panitia nasional secara teknis, branding, maupun substantif.

Ia mengatakan GPDRR dinilai penting untuk diketahui oleh masyarakat dalam praktik pengurangan risiko bencana. Sehingga, dukungan persiapan GPDRR juga melibatkan partisipasi masyarakat maupun LSM melalui program Road to GPDRR dalam mendorong komitmen ketahanan berkelanjutan pada level global.

"Dapat kami laporkan bahwa beberapa waktu lalu saya dan beberapa menteri hadir di Bali dalam rangka melaksanakan rapat untuk melakukan evaluasi persiapan Panitia Nasional GPDRR," katanya.

Dalam pembahasan tersebut telah disepakati beberapa kesepakatan terkait mekanisme visa, pelayanan tamu negara, penguatan substansi, media branding, penanganan COVID-19, serta hal-hal lainnya.

Muhadjir mengatakan Presiden RI Joko Widodo berkomitmen mendukung pelaksanaan GPDRR dan mengagendakan kehadirannya pada Opening Ceremony GPDRR 2022 pada 25 Mei 2022.

"Dalam agenda tersebut, Presiden juga direncanakan akan memberikan opening remark, pernyataan bersama, pertemuan bilateral bersama Wakil Sekretaris Jenderal PBB, serta melaksanakan branding aksi pengurangan risiko bencana," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah permudah visa dan biaya peserta GPDRR Bali

Ia mengatakan GPDRR 2022 juga sangat penting bagi Indonesia yang berada pada wilayah cincin api, banyak pengalaman yang telah dilalui sebagai pembelajaran untuk membangun ketahanan secara kolaboratif yang dapat dibagikan pada rangkaian kegiatan GPDRR nanti.

"Kami mendorong komitmen ketahanan berkelanjutan untuk dapat dikembangkan pada masyarakat tingkat global," kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut.

Kunjungan teknis lanjutan telah dijadwalkan pada pekan depan guna membahas persiapan akhir serta melakukan beberapa simulasi.

"Diharapkan pada pertemuan tersebut dapat disepakati beberapa hal yang perlu segera ditindaklanjuti antara Pemerintah Indonesia dan UNDRR. Agar nanti Kepala BNPB dan tim dapat mengawal persiapan dan pelaksanaan technical visit dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

Baca juga: Panitia GPDRR berupaya hadirkan Sekjen PBB

Baca juga: GPDRR 2022 ajang Indonesia dorong dunia bangun ketangguhan bencana


Pada pertemuan trilateral tersebut juga dilaksanakan Ceremony Handover Host Country Agreement (HCA) yang merupakan persetujuan kerja sama antara United Nation (UN) dengan Pemerintah RI sebagai detail perjanjian kerja.

Dalam HCA tersebut tercantum lima lampiran kebutuhan GPDRR, yakni fasilitas, media, transportasi peralatan, perencanaan keamanan dan personel lokal.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022