Mataram, (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) ketika melakukan operasi pengamanan di atas Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) menggunakan pesawat tempur jenis Hawk MK-53 banyak menemukan pencemaran laut terutama berasal dari tumpahan minyak. Komandan Skadron Udara XV Pangkalan Udara (Lanud) Iswahyudi, Letkol (Pnb) Novian Samyoga kepada wartawan di Mataram, Senin (20/2) mengatakan, pencemaran tersebut ditemukan di jalur ALKI III Perairan Laut Ambon, kemungkinan kapal-kapal yang lewat di ALKI tersebut membuang limbah. Tim dari TNI AU berkekuatan 55 personil termasuk 13 diantaranya pilot melakukan Operasi `Alpha Oscar` yakni operasi pengamanan perbatasan dan pengamanan ALKI, mendarat beberapa jam di Bandara Selaparang sebelum kembali ke Lanud Iswahyudi Madiun. "Kami yakin itu dilakukan oleh kapal-kapal yang melintas di jalur ALKI III, belum diketahui secara pasti apakah yang membuang limbah itu kapal berbendera Indonesia atau asing, namun yang jelas sudah ada pencemaran dan harus ditindaklanjuti," ujarnya. Dia mengatakan, saat itu kapalnya tidak dijumpai, karena kemungkinan sudah meninggalkan lokasi tersebut beberapa waktu sebelumnya dan kapan limbah itu dibuang juga tidak bisa dimonitor. Sementara ketika melakukan pengamanan di ALKI II meliputi wilayah laut Lombok, Bali dan NTT tidak dijumpai adanya pencemaran, namun kalau nanti ada operasi susulan untuk mengawasi ALKI II akan lebib baik. Keberadaan personil TNI AU di wilayah Indonesia Timur adalah untuk melakukan pengamanan ALKI terhadap kemungkinan terjadinya pelanggaran, dalam operasi itu tim mengunjungi Lanud Pattimura dan Lanud Eltari Kupang (NTT). Tim juga melakukan pemantauan dan pangawasan terhadap kemungkinan terjadinya penangkapan ikan secara ilegal oleh kapal asing di perairan laut Indonesia, namun selama melakukan operasi tidak ditemukan kapal yang mencurigakan. "Secara umum tidak dijumpai ada gangguan dan pelanggaran di ALKI maupun pulau-pulau terluar wilayah Indonesia, kecuali pencemaran laut tersebut," ujar Yoga. Menurut dia, kalau menemukan adanya pelanggaran di wilayah udara Indoensia maupun di perairan laut khususnya di jalur ALKI akan dilaporkan kepada Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas). Ditanya mengenai potensi terjadinya pelanggaran, dia mengatakan, secara umum dimana saja bisa terjadi pelanggaran, karena wilayah laut Indonesia cukup luas yang memungkinkan terjadinya pelanggaran. Karena itu, katanya, Kohanudnas kini mulai menyebar unsur-unsur radar ke daerah timur yang selama ini kurang mendapat perhatian. "Kedepan kalau ada pelanggaran-pelangaran kami yakin akan lebih mudah diawasi dengan adanya beberapa fasilitas radar yang ditempatkan di kawasan timur Indonesia," katanya.(*)

Copyright © ANTARA 2006