Jakarta (ANTARA) - Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek, Prof Nizam mengatakan perguruan tinggi yang berkualitas harus memiliki relevansi dengan dunia kerja atau nyata.

“Dengan perguruan tinggi yang berkualitas akan menghadirkan lulusan yang mandiri, kolaboratif dan inovatif, yang pada akhirnya menggerakkan ekonomi dan sosial di berbagai sektor kehidupan,” ujar Nizam dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Ahad.

Oleh karenanya, lanjut dia, pemerataan kualitas pendidikan di semua perguruan tinggi perlu dilakukan. Selain itu, saat ini dunia kerja tidak lagi melihat ijazah seseorang dari lulusan universitas mana, tapi lebih melihat kemampuan seseorang.

Baca juga: Kehadiran pemimpin perempuan di perguruan tinggi bawa perubahan

"Untuk itu ada beberapa perusahaan yang tidak lagi melihat IPK, tapi lebih orang ini bisa apa, maka dari itu kita selalu mendukung perguruan tinggi di Indonesia, yakni perguruan tinggi yang unggul, kokoh, maju dan berkualitas,” terang dia.

Sejumlah program dihadirkan Kemendikbudristek untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi dan lulusan, di antaranya Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kemudian KIP Kuliah, serta kolaborasi antar-perguruan tinggi dan industri dapat menjadi solusi untuk meningkatkan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi.

Kepala LLDikti Wilayah III, Dr Ir Paristiyanti Nurwardani mengatakan pihaknya terus mendorong perguruan tinggi di wilayahnya untuk meningkatkan mutu dengan mengacu pada delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi dan kebijakan MBKM.

“Kami akan terus tingkatkan mutu dari perguruan tinggi di LLDikti Wilayah III yang berjumlah 297 PTS,” kata Paristiyanti.

Sementara itu, Rektor Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama), Prof Dr Rudy Harjanto MSn mendukung sepenuhnya langkah dari pemerintah tersebut. Rudy mengatakan kampusnya memprioritaskan peningkatan kualitas pendidikan, selain belajar di kampus sesuai arahan dari pemerintah.

"Kami juga melakukan kerja sama, di antaranya dengan Universitas Capital Normal University di China untuk pertukaran dosen dan mahasiswa, pembelajaran bahasa asing,” kata Rudy.

Baca juga: BP2MI gandeng perguruan tinggi siapkan pekerja migran

Baca juga: Undiksha Singaraja dan 9 perguruan tinggi gelar Bursa Kerja 2022


Sementara untuk kerja sama antar-kampus di Indonesia, pihaknya sudah menjalankannya dengan berbagai kampus, terutama untuk kerja sama dengan institusi yang memiliki program studi yang tidak terdapat di dalam Universitas Moestopo, seperti seni dengan ISI Yogyakarta, ISBI Bandung, dan ITB serta terkait Ilmu Filsafat dengan UGM.

"Kami juga banyak melakukan kerja sama dan praktik keilmuan dengan Kemenpora, BUMN, para pelaku dunia usaha, melakukan penelitian dan pelatihan kewirausahaan, UMKM, serta penelitian yang melibatkan masyarakat setempat," jelas Rudy.

Dengan semua langkah yang sudah dilakukan tersebut, Rudy berharap Universitas Moestopo dapat memberi warna baru sekaligus memberi sumbangsih nyata pada kemajuan pendidikan tinggi di Tanah Air.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022