Hong Kong (ANTARA) - Dolar naik ke nilai tertinggi dua tahun terhadap euro dan tertinggi 18 bulan terhadap pound di sesi Asia pada Selasa pagi, karena kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari penguncian COVID-19 China dan langkah agresif kenaikan suku bunga AS mengirim investor berebut ke aset aman.

Namun demikian, yuan China di luar negeri lebih stabil di awal perdagangan pada 6,5770 per dolar AS setelah bank sentral China (PBoC) mengatakan pada Senin (25/4/2022) malam akan memotong jumlah devisa bank yang harus disimpan sebagai cadangan.

Hal itu dinilai membantu mata uang pulih dari level terendah satu tahun di 6,609 per dolar pada Senin (25/4/2022) yang tertekan oleh kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi China.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, berada di 101,58, setelah melonjak 0,58 persen pada Senin (25/4/2022) dan mencapai puncak dua tahun di 101,86.

Indeks dolar telah naik 3,3 persen sejauh bulan April ini, yang akan menjadi bulan kenaikan terbesar sejak November 2015.

"Kenaikan lebih lanjut (indeks dolar) tetap merupakan taruhan yang bagus. Risiko pertumbuhan China meningkat karena pihak berwenang mengejar operasi pemberantasan COVID yang agresif, kondisi di sekitar Ukraina tetap bergejolak dan 'Fedspeak' tetap hawkish seperti sebelumnya," kata analis di Westpac dalam sebuah catatan.

Pusat keuangan China di Shanghai kini telah dikunci ketat untuk memerangi COVID selama sekitar satu bulan, dan seorang pejabat Beijing mengatakan pada Senin (25/4/2022) malam bahwa kampanye pengujian massal di sana akan diperluas dari distrik terpadat di kota itu ke 10 distrik lain dan satu distrik daerah pengembangan ekonomi.

Komentar hawkish oleh berbagai pembuat kebijakan pekan lalu juga meningkatkan risiko pengetatan kebijakan suku bunga yang agresif oleh bank sentral global. Hal yang paling signifikan datang dari Federal Reserve AS yang pasar perkirakan akan menaikkan suku bunga setengah poin pada masing-masing dari dua pertemuan berikutnya.

Selain mendorong investor ke dolar, ketakutan ini telah menyebabkan pasar ekuitas banyak dilanda aksi jual, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS turun.

Euro berada di 1,0723 dolar sedikit di atas level terendah semalam di 1,0697 dolar, terlemah sejak Maret 2020, karena kegelisahan pasar mengalahkan optimisme dari pemilihan kembali Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Pound berada di 1,2744 dolar, setelah mencapai level terendah sejak September 2020 semalam. Data pasar berjangka AS menunjukkan bahwa dana-dana telah mengumpulkan taruhan terbesar mereka terhadap pound sejak Oktober 2019, taruhan sekarang bernilai hampir 5 miliar dolar AS.

Setelah menjadi favorit pasar, dolar Australia berada di 0,7177 dolar AS, dan mencapai level terendah dua bulan semalam, menderita terutama karena penguncian China telah membebani harga-harga komoditas.

Namun demikian, dolar jatuh 0,4 persen terhadap yen menjadi 127,62. Mata uang Jepang telah berhasil pulih sedikit minggu ini dari terendah 20-tahun minggu lalu di 129,40.

Bitcoin sedikit lebih kuat di 40.500 dolar AS, dan ether di 3.000 dolar AS.

Para peneliti di penyedia likuiditas kripto B2C2 mengatakan perdagangan pasar kripto saat ini berkorelasi erat dengan pasar ekuitas dan karena itu "sejauh ini tidak ada tema kripto untuk mengesampingkan kelemahan dari suku bunga/pertumbuhan/inflasi/perang".

Baca juga: Bank Dunia gelontorkan 157 miliar dolar AS untuk tangani COVID-19
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022