Jakarta (ANTARA) - Aktor Yusuf Mahardika Lingga Putra yang terkenal sebagai bintang sinetron Tendangan Si Madun kini tengah menekuni peran di belakang layar, yakni menulis skenario film dan series.

Baca juga: Salshabilla Adriani & Yusuf Mahardika buat film pendek "Tak Lagi Sama"

"Kalau bikin film itu sejak SMA, film-film pendek. Alhamdulillah tahun ini kerja sama dengan salah satu production house (PH). Sebenarnya emang dari dulu pengen di belakang layar sih, cuma untuk sekarang ini rezekinya baru jadi aktor," ujar Yusuf saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (25/4).

Yusuf mengatakan, dia tak membatasi dirinya dalam menulis. Dia menulis skenario dengan beragam genre mulai dari drama, thriller, hingga psychology thriller.

"Paling seru itu menulis drama psikologi yang berhubungan dengan manusia. Aku lebih banyak nulis yang lebih dekat dengan manusia. Aku punya temen-temen psikolog, jadi bisa nanya mereka apa sih yang terjadi di otak manusia ketika lagi mengalami sesuatu, apa efeknya, semacam itu," tuturnya.

Selain menulis skenario, Yusuf mengatakan dia juga ingin mencoba untuk menyutradarai skenario yang ditulis penulis lain.

"Aku belum dapat kesempatan untuk menyutradarai script orang, jadi selama ini ya nulis sendiri, sutradarai sendiri," imbuhnya.

Meski senang menulis skenario dan bercita-cita menjadi sutradara, Yusuf mengatakan dia tetap menikmati perannya di depan layar sebagai aktor. Menurut dia, baik di depan layar maupun di belakang layar, keduanya memiliki kenikmatan tersendiri.

Mengenai platform over-the-top (OTT) yang semakin menjamur sejak pandemi COVID-19, Yusuf menilai hal tersebut bisa menjadi kesempatan yang besar bagi para pembuat film, termasuk dirinya.

"Buat aku juga salah satu kesempatan besar. Karena kalau sebelum pandemi, yang bikin film di bioskop biasanya orang-orang besar yang sudah punya nama. Dengan adanya platform ini akhirnya banyak film maker muda yang ceritanya bisa diangkat ke OTT," ujar Yusuf.

"Aku juga pada akhirnya kemarin bikin series untuk salah satu OTT. Ibaratnya baru belajar bikin film, punya kesempatan ini, akhirnya aku sama temen-temen bikin series untuk OTT," lanjutnya.

Ke depannya, Yusuf berharap dapat membuat film panjang. Namun, menurut dia, proses tersebut akan memakan waktu cukup lama, yakni sekitar 2-3 tahun ke depan.

"Aku merasa, film panjang ini akan dibuat ketika aku cukup dewasa untuk bisa menanggung konsekuensi, karena ceritanya sedikit sentimental untuk beberapa pihak," ujar Yusuf.


Baca juga: Restorasi film klasik Indonesia buka wawasan baru untuk generasi muda

Baca juga: BPI siapkan Dewan Etik ciptakan ruang aman pekerja film

Baca juga: Ruang aman & pasar majemuk dinilai masih jadi tantangan industri film

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022