Semua harus berawal dari mindset untuk berkembang
Jakarta (ANTARA) - Komisaris Independent Indosat Ooredoo Hutchison sekaligus CEO Netflix Indonesia, Rudiantara mengatakan bahwa transformasi digital memang menjadi sebuah jawaban dan solusi di tengah dinamika perkembangan teknologi saat ini namun perubahan pola pikir dan peningkatan mutu skill sumber daya manusia (SDM) tetaplah yang utama.

"Banyak perusahaan yang mulai melakukan upaya transformasi digital sebagai bagian dari pengembangan unit bisnisnya. Transformasi digital sendiri didefinisikan sebagai proses transformasi yang awalnya merupakan proses analog menjadi digital dengan bantuan teknologi," kata Rudiantara dikutip dari Independent Observer pada Selasa.

Implementasi transformasi digital pada akhirnya membawa keuntungan, baik secara internal maupun eksternal. Keuntungan eksternal adalah jika transformasi yang dilakukan bertujuan untuk efektivitas pelayanan kepada pelanggan.

Baca juga: Transformasi digital harus bermanfaat bagi masyarakat

Baca juga: Inovasi tata kelola digital jadi kunci transformasi digital global


Bagi para perusahaan penyedia jasa, transformasi digital tentunya dapat membuat mereka memberikan layanan secara lebih efektif dan efisien. Pola pelayanan yang awalnya rumit kerap dipermudah dengan adanya transformasi digital. Keunggulan tersebut tentunya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang kemudian memberikan nilai lebih bagi perusahaan pelayanan jasa.

Sementara itu, secara internal, transformasi digital juga mampu memberi manfaat bagi tim, budaya perusahaan, dan produktivitas karyawan. Penggunaan perangkat teknologi mampu mempermudah dan mempercepat proses kerja para karyawan.

Jika menilik dari segi pembiayaan, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tenaga kerja pun dapat menjadi lebih rendah. Beragam keuntungan itulah yang kemudian menyebabkan banyak perusahaan penyedia jasa mulai mengganti mindset mereka dan tidak melewati disrupsi digital sehingga perusahaan mereka dapat lebih unggul dalam urusan efisiensi operasional.

Rudiantara menegaskan bahwa digital hanyalah alat (tools), sementara yang terpenting adalah transformasi diri.

"Kita harus punya pemikiran, Berubah atau Mati. Semua harus berawal dari mindset untuk berkembang. Untuk ber-transform," katanya.

Rudiantara memberikan contoh bagaimana Indosat, sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi, berupaya membantu orang lain untuk bertransformasi. “Ada perusahaan di luar Jawa, mereka butuh komunikasi, internet, aplikasi dan sebagainya, kita datang, kita punya tools,” kata Rudiantara.

Selain menyediakan tools, hal lainnya yang perlu diperhatikan terkait transformasi sumber daya manusia (SDM) yaitu memberikan pelatihan dan class training mengenai transformasi digital kepada para karyawan. Hal ini dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kapabilitas SDM.

Dengan cara tersebut perusahaan mampu mendorong SDM-nya untuk memiliki skills sesuai dengan yang dibutuhkan. Selain itu, perusahaan juga perlu melakukan manajemen SDM yang tepat. Perusahaan harus menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat. Dengan demikian SDM dapat memberikan potensi terbaiknya bagi perusahaan.

"SDM yang memiliki skills yang tepat dapat membantu akselerasi perusahaan dalam menjawab tantangan usaha untuk layanan dan produk yang lebih efektif dan efisien sekaligus mempercepat proses transformasi digital perusahaan."

Beberapa perusahaan yang sukses melakukan transformasi digital selain Indosat, menurut Rudiantara adalah perubahan pola pelayanan yang dilakukan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Sejak tahun 2017 PT Jasa Marga resmi menerapkan transaksi non tunai (cashless). Dengan menggunakan uang elektronik, pengguna jalan tol hanya perlu menyetorkan sejumlah dana ke dalamnya.

Jika dibandingkan sistem transaksi tunai yang dilakukan sebelumnya, transaksi non tunai dinilai jauh lebih cepat dan efisien karena dapat mengurangi antrean kendaraan. Penerapan transaksi non tunai ini merupakan bentuk transformasi digital yang dilakukan pihak Jasa Marga untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi di jalan tol.

Contoh lainnya dari perusahaan penyedia jasa yang berhasil menerapkan transformasi digital adalah Netflix. Awalnya, Netflix dikenal sebagai salah satu content creator. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, Netflix kini mulai bergeser dengan membuat konten original yang mampu dinikmati oleh semua orang.

Transformasi digital tersebut mampu membuat Netflix memberikan layanan hiburan yang lebih maju dengan menyandingkan konten-konten tersebut melalui internet agar mampu diakses oleh para pelanggan secara lebih mudah melalui smartphone, tablet, atau laptop. Strategi bisnis ini diklaim mampu membuat pendapatan Netflix meningkat, bahkan sampai 30 kali lipat.

Baca juga: Kehadiran tekfin bantu percepat inklusi keuangan

Baca juga: Indosat Ooredoo siapkan integrasi jaringan jelang Lebaran

Baca juga: Indosat dukung UMKM di Mandalika kembangkan usaha

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022