Bengaluru (ANTARA) - Sebagian besar indeks saham Asia jatuh pada perdagangan Rabu, karena meningkatnya kekhawatiran atas ekonomi global mendorong investor untuk membuang aset-aset berisiko demi tempat berlindung yang aman seperti dolar AS dan obligasi pemerintah.

Pasar keuangan bergulat dengan berbagai risiko, termasuk prospek kenaikan suku bunga AS yang agresif, perlambatan tajam di China, lonjakan inflasi, dan perang di Ukraina.

Pasar Eropa tampaknya akan mengikuti saham Asia lebih rendah. Pada awal perdagangan, pan-region Euro Stoxx 50 berjangka tergelincir 0,38 persen menjadi 3.641 poin. FTSE berjangka turun 0,12 persen menjadi 7.351 poin.

Berita bahwa Rusia telah secara singkat menghentikan pasokan gas ke Polandia memperdalam kekhawatiran, mengirim indeks ekuitas dunia MSCI merosot ke level terendah 13-bulan.

Ada sedikit penurunan dalam penjualan di Asia, dengan indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang merosot 0,76 persen ke level terendah sejak 15 Maret. Indeks Nikkei Tokyo berakhir jatuh 1,17 persen.

Saham Australia juga ditutup turun 0,78 persen karena inflasi mencapai level tertinggi 20 tahun dan membawa kenaikan suku bunga lebih dekat.

Saham unggulan China yang terpukul melawan tren, melonjak 2,94 persen karena sentimen mendapat dorongan jangka pendek dari data yang menunjukkan keuntungan di perusahaan industri tumbuh lebih cepat pada Maret dari tahun sebelumnya.

Saham China jatuh ke level terendah dalam dua tahun pada Selasa (26/4/2022) di tengah kekhawatiran bahwa penguncian COVID-19 yang terus-menerus akan sangat membebani aktivitas ekonominya dan mengganggu rantai pasokan global.

Para analis menunjuk pada "kehilangan kepercayaan" keseluruhan yang dirasakan investor terhadap pemerintah China, dengan mengatakan lebih banyak "langkah-langkah nyata diperlukan untuk mendukung pasar dan ekonomi".

"Begitu ada jalan untuk kembali normal dari penguncian ini, maka berpotensi kita bisa melihat stimulus besar yang akan memungkinkan konsumen untuk kembali dengan sepenuh hati dan saat itulah kita akan melihat investor mendapatkan kembali kepercayaan," kata Jim McCafferty, direktur pelaksana untuk penelitian ekuitas Asia-Pasifik di Nomura.

Rusia, yang telah menuntut pembayaran untuk gasnya dalam rubel sebagai sanksi atas invasinya ke Ukraina, mengatakan akan menghentikan pasokan ke Polandia dan Bulgaria mulai Rabu.

Langkah itu, dipandang sebagai eskalasi besar, mengirim harga minyak dan gas lebih tinggi. Minyak mentah berjangka Brent naik 0,3 persen menjadi 105,31 dolar AS per barel pada pukul 04.51 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 0,2 persen menjadi 101,80 dolar AS per barel.

Dolar berdiri di 102,39 terhadap sekeranjang mata uang saingannya, level terkuat sejak Maret 2020, sementara emas turun 0,46 persen menjadi 1.896,76 dolar AS per ounce.

Aliran keamanan juga telah mendukung yen, yang terangkat dari posisi terendah baru-baru ini ke tertinggi satu minggu di 126,96 dan semalam menikmati hari terbaiknya terhadap pound Inggris yang kesulitan dalam lebih dari dua tahun.

Analis mengatakan pasar khawatir bahwa kenaikan suku bunga yang diperkirakan oleh Federal Reserve AS dapat merusak pertumbuhan tepat ketika banyak ekonomi mulai pulih dari kemerosotan yang didorong oleh pandemi.

Investor juga mengkhawatirkan harga-harga komoditas yang bergejolak karena perang Rusia-Ukraina, dengan peringatan Dana Moneter Internasional (IMF) minggu ini tentang risiko stagflasi di Asia.

Aksi jual semalam di Wall Street menggarisbawahi kecemasan investor tentang pukulan terhadap pendapatan, dengan Nasdaq anjlok 4,0 persen ke terendah sejak akhir 2020.

Setelah pasar tutup, induk perusahaan Google, Alphabet Inc melaporkan pendapatan kuartal pertamanya gagal mencapai target akibat pandemi dan turun sekitar 3,0 persen. Microsoft Corp jatuh 4,0 persen sebelum laporan hasilnya tetapi pulih setelah memperkirakan pertumbuhan pendapatan dua digit tahun depan. 

Nasdaq berjangka naik 0,33 persen. Imbal hasil acuan pada obligasi pemerintah AS 10-tahun naik sedikit pada 2,7704 persen.

Baca juga: Saham Asia merosot tertekan sikap pengetatan agresif Fed
Baca juga: Saham Asia melemah dan dolar menguat, pasar khawatir ekonomi global
Baca juga: Saham Asia jatuh, namun dolar menguat saat pasar khawatir bunga Fed

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022