Yogyakarta (ANTARA News) - Pulau Jawa dengan kepadatan penduduk yang tinggi menjadi penyumbang limbah terbanyak yang mencemari sungai di Indonesia.

Humas Bremen Overseas Research and Development Association (BORDA) Asia Tenggara Erny Mardhani saat dihubungi di Yogyakarta, Kamis, mengatakan, volume limbah di Pulau Jawa yang besar semakin sulit dikelola, sehingga mencemari lingkungan.

"Limbah yang mencemari lingkungan di Pulau Jawa bervariasi, berupa limbah padat dan cair," katanya.

Ia mengatakan limbah di Pulau Jawa berasal dari industri maupun rumah tangga yang banyak mencemari sungai dan danau.

"Limbah yang dihasilkan industri dan rumah tangga hampir sama volumenya. Bedanya limbah industri lebih berbahaya karena mengandung zat kimia," katanya.

Ia mengatakan pencemaran lingkungan dari limbah rumah tangga di sekitar sungai, contohnya adalah pembuangan limbah sabun setelah mencuci, sampah, dan berupa kotoran manusia.

"Fasilitas yang belum memadai, seperti minimnya MCK membuat orang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan, sehingga buang air besar sembarangan," katanya.

Menurut dia, dampak jangka panjang dari limbah yang mencemari sungai adalah mencemari permukiman warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai.

"Sanitasi lingkungan yang kurang baik berdampak bagi kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar sungai," katanya.

Ia mengatakan berdasarkan data pemerintah, Indonesia selama ini belum mencapai target dalam pengurangan limbah agar sesuai standar dalam deklarasi MDG`s, atau sasaran pembangunan milenium 2015.

"Indonesia saat ini masih berada di posisi 52 persen pengurangan produksi limbah. Sedangkan, sesuai standar MDG`s, pengurangan produksi limbah adalah 64 persen," katanya.

Menurut dia, BORDA sebagai salah satu organisasi nonpemerintah yang peduli terhadap sanitasi lingkungan berupaya memberikan kemudahan masyarakat untuk mengakses toilet dengan cara membangun toilet berbasis masyarakat di 500 lokasi di seluruh Indonesia.

"Kami sebut sanitasi masyarakat, karena satu bangunan mampu menampung 400 orang," katanya.

Ia mengatakan bangunan ini hanya diperuntukkan bagi wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.

Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), BORDA telah mendirikan sanitasi masyarakat di Kabupaten Sleman, di antaranya di Kecamatan Ngaglik, dan Desa Minomartani.

(ANT-293/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011