Niat utama mudik adalah untuk berhari raya bersama keluarga di kampung halaman.
Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengimbau para pemudik agar senantiasa mengedepankan kesantunan dalam berlalu lintas serta mengutamakan keselamatan diri sendiri dan orang lain.

"Niat utama mudik adalah untuk berhari raya bersama keluarga di kampung halaman. Untuk itu semua pemudik hendaknya berusaha menjaga keselamatan dan kesehatan selama perjalanan mudik," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu.

Guru besar dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta tersebut mengungkapkan, para pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi baik mobil atau sepeda motor seharusnya memastikan kendaraan laik jalan.

"Sudah seharusnya semua pengguna jalan, khususnya pemudik, mematuhi peraturan lalu lintas, termasuk batas kecepatan," ujarnya.

Imbauan tersebut disampaikan mengingat pemudik tahun ini begitu besar jumlahnya, setelah dua tahun sebelumnya ada larangan mudik akibat pandemi COVID-19.

Antusias pemudik tidak hanya terlihat dari kepadatan arus lalu lintas di wilayah Pulau Jawa, tetapi juga ke arah Pulau Sumatera. Hal itu ditandai dengan pesatnya peningkatan kendaraan yang melalui Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

Meski ada peningkatan pengendara, JTTS memang relatif tidak padat dibandingkan jalan tol di wilayah Jawa.

JTTS memang menjadi primadona baru para pemudik, terutama jalur Lampung via Gerbang Tol Kotabaru dan jalur Palembang via Gerbang Tol Kayu Agung Utama.

Executive Vice President Divisi Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol PT Hutama Karya Dwi Aryono Bayuaji mengatakan pihaknya telah mempersiapkan fasilitas 21 rest area dari Lampung hingga Kayu Agung, yang mampu menampung parkir sebanyak 2.370 kendaraan golongan I dan 1.008 kendaraan non golongan I.

Dwi juga berpesan agar pemudik memperhatikan kondisi fisik kendaraan, bahan bakar, dan saldo uang elektronik. Bekal makanan dan minuman juga penting untuk mengantisipasi kemacetan panjang yang membuat pemudik harus tertahan cukup lama di kendaraan.

JTTS mulai dibangun pada masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo. Fasilitas ini sudah rampung sebanyak 10 ruas dan beroperasi sepanjang 692 km, ditambah dua ruas yang beroperasi khusus sepanjang 48,6 km.

Pemerintah pun menargetkan pembangunan JTTS secara keseluruhan akan membentang dari Lampung hingga Aceh sepanjang 2.987 km. Jalur ini terdiri dari koridor utama sepanjang 2.069 km dan koridor pendukung atau disebut sirip, yang ditargetkan akan beroperasi sepenuhnya tahun 2024 mendatang.
Baca juga: Pemudik Sumatera ke Jawa rasakan manfaat tol Trans-Sumatera
Baca juga: Pelaku perjalan dari Sumatera ke Jawa reaktif bakal diisolasi 5 hari

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022