Tanpa sabar dan syukur, kita tidak akan memperoleh apa-apa, selain kecemasan, penyesalan, stres, hingga depresi
Semarang (ANTARA) - Mantan Ketua PWNU Jawa Tengah Muhammad Adnan saat menjadi khatib Shalat Idul Fitri 1443 Hijriah di halaman Balai Kota Semarang mengatakan perayaan Idul Fitri di Indonesia suatu bentuk ekspresi toleransi.

"Toleransi dengan sesama umat Islam maupun umat beragama lain," katanya saat menjadi imam sekaligus khatib Salat Idul Fitri 1443 Hijriah itu di Semarang, Senin.

Ia juga mengatakan tentang pentingnya umat meningkatkan hubungan dengan tetangga sebagai modal silaturahim untuk menjaga kebinekaan.

Baca juga: Wapres: Semangat ibadah jangan terhenti seiring berakhirnya Ramadhan

Selama dua tahun terakhir, lanjut dia, bangsa Indonesia harus menghadapi pandemi COVID-19.

"Selama dua tahun kita tidak mendapat kesempatan untuk mengikuti Shalat Id berjamaah," tambahnya.

Pada Lebaran kali ini, kata dia, kebahagiaan diberikan bukan hanya karena kasus COVID telah menurun, namun juga bersyukur atas hikmah yang didapat selama pandemi ini.

"Kita diingatkan untuk bersabar dan bersyukur. Tanpa sabar dan syukur, kita tidak akan memperoleh apa-apa, selain kecemasan, penyesalan, stres, hingga depresi," katanya dalam Shalat Id yang diikuti Wali Kota Hendrar Prihadi dan Wakil Wali Kota Hevearita G. Rahayu itu.

Dalam perayaan Idul Fitri ini, ia mengajak umat muslim bersyukur karena telah diberi kekuatan untuk menuntaskan bulan puasa.

Usai shalat, Wali Kota Hendrar Prihadi berkesempatan bersilaturahim dengan warga Kota Semarang yang hadir di halaman Balai Kota Semarang tersebut.

Baca juga: Ribuan umat Islam Shalat Id di halaman Kantor Wali Kota Sorong
Baca juga: Penuh sesak, Masjid Istiqlal saat pelaksanaan Shalat Id


Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022