Singkawang, (ANTARA News) - Danau Serantangan di Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang yang memiliki luas mencapai 400 hektare, sudah dicemari oleh limbah dari kegiatan penambangan emas tanpa izin di sekitar kawasan tersebut. Lokasi danau yang berada di Kelurahan Sagatani, 20 km dari Kota Singkawang mengkhawatirkan. Karena air danau sudah berganti warna dari coklat jernih menjadi coklat keruh, demikian ANTARA melaporkan dari Singkawang, Rabu (22/2). Menurut warga setempat, Heri, 45, kekeruhan air mulai terjadi sekitar tahun 1992-1993. Ketika itu aktifitas penambangan emas semakin meningkat di danau dan sungai sekitar banyak penambangan emas baik dilakukan warga setempat maupun pendatang. Heri yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi perahu tempel, mengatakan akibat penambangan itu pula, danau yang memiliki kedalaman 4 meter menjadi berkurang hanya sekitar 2 meter saja. Selain itu, air danau pun menjadi keruh dan ikan-ikan yang semula banyak ditemukan di danau menjadi berkurang. Selain itu, menurut ia, pada tahun 2003, pemerintah Kota Singkawang melakukan pengerukan sungai baru. Sedangkan sungai yang lama sudah mendangkal akibat sedimentasi. Saat pengerukan, ditemukan tumpukan pasir yang diduga akibat penambangan batu di bukit-bukit sekitar kawasan tersebut. Pernyataan itu dibenarkan Sonia, 37, penduduk RT 8, Kelurahan Sagatani, bahwa sungai yang melintasi di depan tempat tinggalnya merupakan sungai baru yang dikeruk tahun 2003. Sementara sungai lama, sudah tersumbat dan tidak dapat digunakan lagi. "Tetapi saat ini pun sungai sudah mendangkal lagi. Di dasar sungai banyak pasir hasil dari runtuhan bukit yang ditambang," jelasnya. Sementara itu, menurut petugas Penyuluh Lapangan Dinas Perikanan Singkawang, Turangan, 40, kawasan danau Serantangan kini mengalami pencemaran bahan kimia. Akibatnya, air danau menjadi keruh, dan habitat ikan dan udang yang banyak di lokasi itu semakin berkurang. Ikan dari danau bisa laku ratusan ribu rupiah, tetapi sejak tercemar logam berat, menjadi berkurang jumlahnya. "Banyak masyarakat pencari ikan (nelayan) mengeluh kesulitan menangkap ikan karena air keruh dan ikan pun sedikit," katanya. Menurut ia, jenis ikan yang terdapat di danau tersebut, yakni jenis betutu yang laku Rp140 ribu/kilogram, ikan gurami, ikan biawan, ikan paung dan udang galah. Di sekitar danau, menurut ia, bermukim tiga rukun tetangga (RT) warga kelurahan Sagatani. Adapun masing-maisng RT memiliki jumlah kepala keluarga bervariasi. Warga RT 8 terdapat 18 KK, RT 9 sebanyak 32 KK dan RT 10 sebanyak 35 KK. "Rata-rata penduduk bermata pencaharian sebagai pencari ikan," katanya. Selain danau Serantangan, di kawasan tersebut juga terdapat danau Kacamata. Namun jalan untuk menuju danau itu nyaris tertutup tumbuhan air akibat pendangkalan. Tim Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kalimantan Barat yang dipimpin Ir Untad Dharmawan yang mencoba mencapai ke danau Kacamata, tidak dapat meneruskan perjalanan karena kesulitan menemukan lokasi aliran sungai yang menembus danau itu.(*)

Copyright © ANTARA 2006