Ini SEA Games terakhir bagi saya, selanjutnya saya akan pensiun dari pelatnas. Sudah ada atlet muda yang menggantikan,"
Jakarta (ANTARA News) - Tiga atlet judo andalan Indonesia, Krisna Bayu, Peter Taslim dan Ira Purnamasari menyatakan mundur dari pelatnas dan akan konsentrasi menjadi pelatih untuk menularkan kiat sukses mereka selama berkiprah sebagai atlit.

"Ini SEA Games terakhir bagi saya, selanjutnya saya akan pensiun dari pelatnas. Sudah ada atlet muda yang menggantikan," kata Peter Taslim.

Peter adalah peraih medali emas SEA Games XXVI/2011 kelas 66 Kg. Peter telah memenuhi janjinya membuka SEA Games dengan emas dan menutup kariernya di pelatnas dengan medali emas SEA Gamea XXVI/2011.

Hal sama juga diungkapkan oleh Krisna Bayu. Andalan Indonesia di kelas 100Kg putra itu meraih medali perunggu pada SEA Games XXVI/2011. Namun tidak membuatnya urung pensiun dari Pelatnas Judo dengan alasan memberikan kesempatan kepada atlet muda.

Faktor usia menjadi pertimbangan bagi Krisna Bayu yang saat ini sudah menginjak 37 tahun. Sebenarnya ia berharap bisa menutup kariernya dengan medali emas di SEA Games terakhirnya, namun ia kalah dari atlt Thailand di babak pertama.

"Saya tidak sekuat dulu lagi, usia saya sudah 37 tahun, awalnya berharap bisa pensiun dengan emas SEA Games, namun hasil perunggu sudah maksimal bagi saya. Hasil ini tak ngurungkan niat pensiun," kata Krisna.

Menurut Krisna, cedera lututnya menjadi salah satu pertimbangan untuk mundur. Meski demikian ia tetap akan berkiprah di judo nasional.

"Saya ingin melatih adik-adik saya agar bisa berprestasi. Saya ingin menularkan semangat dan kiat bertanding bagi mereka," kata Krisna.

Pernyataan mundur juga diungkapkan periah perunggu kelas 78Kg putri, Ira Purnamasari yang menyebutkan ia sudah mantap mundur dari pelatnas dan konsentrasi kepada keluarga dan melatih atlet yunior.

"Meski hasil terakhir perunggu, saya tetap mundur. Sebelumnya juga sudah berniat mundur dari pelatnas namun saya diberi kesempatan lagi ikut SEA Games ini. Namun sekarang saya pastikan pensiun," kata Ira yang asal Jawa Barat itu.

Ketiga pejudo senior itu sudah malang melintang menjadi tulang punggung Indonesia di berbagai kejuaraan dan event internasional, terutama di ajang SEA Games. Krisna Bayu telah memperkuat Indonesia dalam 10 kali SEA Games.

Peter Taslim dan Ira Purnamasari sudah berkiprah di ajang SEA Games sejak 1997 dengan sejumlah medali emas plus sejumlah medali perak dan perunggu. Ketiganya merupakan bagian dari kejayaan tim judo Indonesia saat mampu merajai di berbagai even Asia Tenggara.

"Bukannya sudah bosan, karena pensiun adalah sebuah yang manusiawi. Dan saya tidak mungkin meninggalkan 100 persen judo, akhirnya saya juga tetap ingin terlibat dalam pembinaan atlet judo di Indonesia," kata Krisna Bayu.

Muda Berkibar
Terkait rencana mundurnya tiga `judoka` senior dari pelatnas, sudah diantisipasi oleh PB PJSI. Ketua Umum PJSI George Toisutta dan Pelatih Judo Nasinal Perry Pantouw menyatakan hal itu sudah dipersiapkan dengan melakukan program regenerasi.

"Sudah diantisipasi, usia mereka sudah tua dan manusiawi bila mereka berniat pensiun. Kita tidak bisa berharap terus dari mereka meski diakui untuk kelas-kelas berat memang sulit mencari pelapisnya," kata Ketua Umum PJSI George Toisutta.

Mantan KSAD itu menyatakan optimistis proses regenerasi atlet sudah berjalan cukup bagus. Salah satu ukurannya adalah keberhasilan atlet-alit muda yang berhasil meraih medali pada penampilan perdana mereka di ajang SEA Games.

"Meski mereka baru menyumbang perak atau perunggu, jelas itu sebuah kemajuan luar biasa karena ini SEA Games pertama bagi sebagian besar atlet muda kita," kata George.

Dari 16 medali emas yang diperebutkan di ajang judo, tercatat Indonesia mampu meraih 13 keping medali yakni empat emas, dua perak dan tujuh perunggu. Meski gagal meraih juara umum yang ditempati Thailand dengan lima emas, tiga perak dan enam perunggu namun kubu Indonesia tidak kecewa.

"Raihan medali Indonesia pada SEA Games 2011 ini melampaui raihan dua tahun lalu di Laos yang hanya satu emas dan empat perunggu," kata George.

Penampilan atlet muda seperti Terry Kusumawardani, Dewinda Arianti Trisna, Ni Kadek Anny Pandini, Iksan Apriadi, dan Horas Manurung menunjukkan perpormance luar biasa di ajang SEA Games XXVI/2011 bersaing dengan atlet-atlet senior dari Thailand, Vietnam, Laos dan Filipina.

Selain itu atlet senior Tony Irawan dan Budi Hidayat juga masih memiliki potensi untuk berkembang. Sementara atlet Pelatnas juga masih berlapis yakni Imam Maulana, Meilya Kubus, Garry Pantouw, Cecilia, Kadek Widiantari, Annisa Dwi Tresno, Edwin Sumantri, Yossi Siswanto, Putu Virginia serta yang lainya.

Potensi emas dari atlet-atlet Indonesia di SEA Games 2011 akan dipertahankan dan menjadi bagian proyek masa depan PJSI dengan target berlaga di ajang SEA Games 2013 di Myanmar.

"Sebagian besar akan dipertahankan untuk SEA Games XXVII/2013 di Myanmar. Mereka 75 persen adalah atlet muda yang baru pertama kali ikut SEA Games," kata Manajer Tim Judo Indonesia, Bachtiar Utomo.

Pemusatan latihan atlet-atlet terbaik akan terus dilakukan untuk memastikan persiapan atlet maksimal.

"Mereka akan dimatangkan dalam latihan di Ciloto, prestasi mereka juga akan terus dimonitor dalam beberapa kejuaraan yang diikutinya, termasuk di ajang PON XVII/2012 mendatang," kata Bachtiar.

Regenerasi sudah berjalan, salah satunya di kelas ringan dan menengah. Di lain pihak PJSI masih kesulitan untuk segera menggantikan atlet kelas berat yang saat ini masih mengandalkan atlet senior Kresna Bayu.

"Regenerasi atlet di kelas bawah tak masalah, banyak atlet kita di sana, namun untuk kelas berat sedikit kesulitan dan Kresna memang masih yang terbaik di sana, tapi kami mencoba melalui program ke depan," kata Bachtiar yang juga Wakil Sekjen PJSI.

Menurut Bachtiar, hasil laga di SEA Games 2011 akan dilakukan evaluasi, termasuk mengevalusai kinerja tim pelatih.

Sementara itu Pelatih Judo Indonesia, Perry Pantouw melihat potensi judo Indonesia terus berkembang dan ia yakin dalam beberapa tahun ke depan Indonesia akan memiliki tim kuat dan disegani di Asia Tenggara.

"Mencetak atlet tidak bisa dilakukan hanya satu dua tahun, perlu waktu lama. Namun saya apresiasi atlet muda kita, baru bergabung dua tahun sudah bisa bersaing dengan atlet senior tingkat Asia Tenggara. Mereka penuh harapan," kata Perry Pantouw.
(S033)

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011