Jakarta (ANTARA News) - Ekspedisi Perairan Lamalera, Nusa Tenggara Timur, yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada 2011 membawa sejumlah temuan antara lain berupa spesies terbatas yang hanya hidup di perairan Indonesia dan Filipina.

"Misalnya jenis ikan karang yang sebarannya sangat terbatas, hanya ada di Indonesia dan Filipina. Ikan-ikan tersebut adalah Cirriailabrus flavidorsalis dan Cyprinocirrhites polyactis," kata Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Dr Ir Zainal Arifin di Jakarta, Selasa.

Dikatakan Zainal, Perairan Lamalera yang masuk dalam Kawasan Laut Sawu bagian utara memang memperlihatkan kondisi perairan yang memiliki kecepatan arus air yang sangat kuat karena merupakan bagian dari pertemuan arus pasifik yang melewati selat Makassar dan bermuara di perairan Nusa Tenggara.

Namun kondisi perairan Lamalera juga cukup subur, terutama bagian selatan (Laut Sawu) yang terlihat dari tingginya kandungan nutrien (fosfat, nitrat, silikat), total suspended solid, tingkat kesuburan planktonik dan bakteriologis (bakteri heterotrofik dan bakteri produktivitas) yang memungkinkan sejumlah spesies tetap hidup dengan baik.

"Hasil lainnya adalah ditemukan 35 ekor lumba-lumba dari spesies Turciop truucatus atau lumba-lumba hidung botol," ujarnya.

Ekspedisi Perairan Lamalera ini dilakukan LIPI berbarengan dengan Ekspedisi Perairan Kendari di Pantai Timur Sulawesi yang berhadapan langsung dengan Laut Banda.

Namun dia menjelaskan, fokus utama dari Ekspedisi Perairan Kendari adalah melakukan kajian terhadap pengaruh aktivitas manusia di daratan terhadap ekosistem dan sumber daya laut di perairan tersebut.

"Ada beragam hasil penelitian dari ekspedisi itu, di antaranya pemanfaatan kepiting bakau (Scylla serrata) tergolong tinggi pada daerah mangrove di Delta Lasolo yang dikhawatirkan menyebabkan `over fishing`. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan dan pengelolaan yang berkelanjutan,"katanya.

Ditemukan pula jenis karang yang hidup di Perairan Kendari (spesies endemik) dan juga jenis tiram, Saccostrea cucullata dalam keadaan mati karena pengaruh sedimentasi aktivitas tambang di daratan.

Ekspedisi Perairan Kendari dan Lamalera adalah penelitian bersama LIPI dan Ditjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud yang ketiga kalinya sejak tahun 2009 dan dilakukan secara terintegrasi yang melibatkan hampir semua bidang penelitian kelautan.

Bidang tersebut seperti biologi laut (karang, ikan, mangrove, lamun, komunitas cetacean), dinamika laut (pola arus, kimia, plankton dan mikrobiologi), geologi dan batimetri laut serta bidang sosial budaya dari masyarakat tradisional.

Ekspedisi ini menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya VIII milik LIPI sebagai sarana penelitiannya dan melibatkan 62 peserta yang terdiri dari 27 peneliti dan 10 teknisi dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI dan 25 dosen dari 18 perguruan tinggi negeri maupun swasta.
(T.D009/N002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011