Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengatakan pendidikan merupakan fondasi dasar dalam membentuk integritas anak-anak sehingga mampu membangun jiwa antikorupsi sejak dini.

"Pendidikan adalah jantung dan urat nadi dalam membangun fondasi dasar pembentukan karakter serta integritas anak-anak bangsa sehingga memiliki ruh serta kepribadian antikorupsi dalam dirinya," kata Firli dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei.

KPK memandang pendidikan sebagai elemen yang sangat penting untuk mengakselerasi upaya pemberantasan korupsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca juga: Firli: Membangun orkestrasi langkah efektif berantas korupsi

Oleh karena itu, kata Firli, KPK mengedepankan pendidikan sebagai salah satu "national interest" dalam peta jalan (roadmap) pemberantasan korupsi 2022-2045.

"Pada tahun 2045 akan menjadi tahun penting karena tahun tersebut Indonesia akan menjadi lima kekuatan ekonomi dunia dengan syarat Indonesia harus bersih dari korupsi," ujar dia.

Ia menjelaskan rencana strategi pemberantasan korupsi KPK pada 2019-2024 menempatkan pendidikan sebagai strategi pertama dari trisula pemberantasan korupsi di NKRI di mana menjadi salah satu hal yang fundamental di samping pencegahan dan penindakan yang merupakan "core business" KPK.

KPK, lanjut Firli, telah memasukkan unsur serta nilai nilai pendidikan antikorupsi melalui jejaring pendidikan formal hingga nonformal mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.

Baca juga: Ketua KPK harap 55 jaksa baru perkuat orkestrasi pemberantasan korupsi

"Agar terbentuk paradigma baru dalam memandang korupsi bukan hal biasa, apalagi dianggap sebagai budaya atau warisan kultur bangsa," kata Firli.

Melalui strategi pendidikan, KPK ingin membangun budaya dan peradaban bangsa Indonesia, yaitu budaya dan peradaban antikorupsi.

"Unsur serta nilai-nilai antikorupsi yang ditanamkan ke dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, insyaallah akan membentuk 'mindset' dan budaya antikorupsi yang lambat laun menjadi peradaban generasi penerus bangsa di republik ini. Kita semua berharap budaya antikorupsi secepatnya membumi di bumi pertiwi," tuturnya.

Firli sependapat bahwa Ki Hadjar Dewantara telah memberikan banyak teladan akan pentingnya pendidikan bagi kehidupan dan kemajuan bangsa.

Baca juga: KPK dan PBNU sepakati kerja sama pemberantasan korupsi

"Benar kata tokoh sekaligus pahlawan pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara, 'Tak ada hukuman yang lebih menyedihkan dari terpenjara kebodohan'. Kebodohan adalah pangkal kemiskinan yang sangat erat kaitannya dengan kemaksiatan atau kebatilan. Hanya pendidikanlah, hal-hal buruk tersebut dapat diberantas tuntas sampai ke akar-akarnya," ujarnya.

Ia menyebut pendidikan menjadi satu senjata yang paling ampuh yang bisa digunakan untuk mengubah dunia atau "education is the most powerful weapon which you can use to change the world". "Di mana bangsa kita yang awalnya terbelakang karena kebodohan, kini menjadi bangsa superior yang cerdas di mata dunia seiring dengan meningkatnya kualitas pendidikan rakyat Indonesia," ucap Firli.

"Selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional, mari tanamkan selalu nilai-nilai antikorupsi dalam setiap jenjang pendidikan di republik ini agar cita-cita merdeka dari pengaruh laten korupsi dapat segera kita raih dan wujudkan Indonesia 'zero' kejahatan korupsi," kata dia.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022