Jenewa (ANTARA News) - Dua wakil Komite Internasional Palang Merah (ICRC) bertemu Selasa dengan Seif al-Islam, putra Muamar Gaddafi yang ditahan, di kota Zintan, Libya, kata seorang pejabat organisasi itu.

Pertemuan itu berlangsung beberapa jam pada sore hari, kata juru bicara ICRC Steven Anderson kepada AFP.

Seif, putra Gaddafi yang paling terkenal, ditangkap Sabtu oleh gerilyawan dari kota perbukitan Berbel Zintan di kawasan pegunungan Nafusa, sekitar 170 kilometer sebelah baratdaya Tripoli.

"ICRC mengunjungi Seif al-Islam Gaddafi sore ini di Zintan. Ia tampak sehat," kata Anderson kepada Reuters.

Ia menolak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kunjungan itu.

Menurut Anderson, kunjungan itu sesuai dengan prosedur standar ICRC, yang mencakup hak mewawancarai tahanan secara pribadi dan melakukan kunjungan lanjutan.

Dewan Transisi Nasional (NTC) yang berkuasa di Libya menyatakan, Minggu, Seif akan diadili di Libya, meski ia diburu oleh Pengadilan Kejahatan Internasional

Gaddafi, Seif (39), dan kepala keamanan Gaddafi serta saudara iparnya, Abdullah al-Senussi (62), menjadi buronan utama setelah rejim Gaddafi terguling.

Mereka diburu oleh Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) dengan tuduhan kejahatan atas kemanusiaan, yang dilakukan setelah meletusnya pemberontakan menentang pemerintah Gaddafi pada pertengahan Februari. ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap ketiga orang itu pada 27 Juni.

Sejumlah pejabat NTC dan militer mengatakan, Abdullah al-Senussi ditangkap di daerah Al-Guira di Libya selatan pada Minggu, sehari setelah penangkapan Seif.

Seif al-Islam diburu oleh ICC dalam kaitan dengan kejahatan atas kemanusiaan yang mungkin dilakukan selama penumpasan terhadap pemrotes Libya.

Pada akhir Oktober, seorang jaksa mengatakan, ICC melakukan "kontak informal" dengan Seif melalui perantara.

"Melalui perantara, kami melakukan kontak informal dengan Seif," kata jaksa ICC Luis Moreno-Ocampo dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di kantor pusat pengadilan itu di Den Haag, Jumat (28/10).

"Kantor jaksa menegaskan bahwa jika ia menyerah kepada ICC, ia memiliki hak untuk didengar kesaksiannya di pengadilan, ia tidak bersalah sampai terbukti bersalah," kata Moreno-Ocampo. "Hakim yang akan memutuskan."

Pengumuman ICC mengenai kontak informal dengan Seif itu disampaikan di tengah meningkatnya keresahan internasional berkaitan dengan kondisi tidak jelas seputar kematian Gaddafi yang tampaknya dieksekusi, setelah kota asalnya Sirte dikuasai pasukan NTC pada Kamis (20/10).

Sejumlah pihak meminta penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kebenaran seputar kematian Gaddafi.

Para pejabat Dewan Transisi Nasional (NTC) mengatakan, Muamar Gaddafi tewas selama pertempuran untuk menguasai kota tempat asalnya, Sirte, pada Kamis (20/10). Namun, beberapa negara besar Barat yang mendukung pemberontak Libya menguasai Tripoli mengatakan, mereka masih mencari konfirmasi mengenai kebenaran berita itu.

Almarhum Gaddafi menjadi buronan sejak NTC menguasai ibu kota Libya, Tripoli, pada Agustus, dan ia berhasil menghindari penangkapan meski pasukan NTC memperoleh sejumlah petunjuk mengenai lokasinya.

Ia berulang kali melontarkan janji-janji untuk melanjutkan perang, ketika semakin banyak negara mengakui NTC sebagai pemerintah yang berkuasa di Libya.

Gaddafi (68), pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa, bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011