Tripoli (ANTARA News) - Perdana Menteri sementara Libya Abdel Rahim al-Kib hari Selasa mengumumkan susunan kabinetnya, termasuk dua pos kementerian utama yang diberikan kepada mantan pemberontak, setelah pemerintah baru itu disetujui oleh Dewan Transisi Nasional (NTC) yang berkuasa.

Kib menyerahkan kementerian pertahanan kepada Osama Juili, komandan gerilyawan Zintan yang Sabtu menangkap Seif al-Islam, putra Muamar Gaddafi yang paling terkenal, lapor AFP.

Pos kementerian dalam negeri diberikan kepada Fawzi Abdelal dari Misrata, yang para pejuangnya menangkap Gaddafi pada Agustus.

"Saya bisa memastikan kepada setiap orang: seluruh Libya (terwakili) dalam pemerintah baru," kata Kib pada jumpa pers di Tripoli ketika ia mengumumkan susunan pemerintahnya itu.

Tokoh-tokoh lain yang diangkat mencakup Abdelrahman bin Yazza, yang akan memimpin kementerian perminyakan dan gas, serta Ashur bin Khayyal, yang akan menjadi menteri luar negeri.

Pengacara Fethi Tarbel, yang penahanan singkatnya pada 15 Februari menyulut pemberontakan rakyat menentang pemerintah Gaddafi di kota wilayah timur, Benghazi, diangkat menjadi menteri pemuda dan olah raga.

Setelah penahanan itu, Tarbel kemudian bergabung dengan NTC.

Wakil ketua NTC dan juru bicara resmi Abdel Hafiz Ghoga mengatakan, pemerintah baru itu memperoleh kepercayaan dari dewan yang berkuasa tersebut.

Kabinet baru Libya itu terbentuk setelah rangkaian kemenangan yang dicapai NTC, termasuk penangkapan orang-orang kepercayaan almarhum Gaddafi yang diburu oleh Pengadilan Kejahatan Internasional.

Seif ditangkap Sabtu oleh gerilyawan dari kota perbukitan Berbel Zintan di kawasan pegunungan Nafusa, sekitar 170 kilometer sebelah baratdaya Tripoli.

Sehari kemudian, Minggu, kepala keamanan Gaddafi serta saudara iparnya, Abdullah al-Senussi, ditangkap di daerah Al-Guira di Libya selatan.

Gaddafi, Seif (39) dan Senussi (62) menjadi buronan utama setelah rejim Gaddafi terguling.

Mereka diburu oleh Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) dengan tuduhan kejahatan atas kemanusiaan, yang dilakukan setelah meletusnya pemberontakan menentang pemerintah Gaddafi pada pertengahan Februari. ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap ketiga orang itu pada 27 Juni.

Para pejabat Dewan Transisi Nasional (NTC) mengatakan, Muamar Gaddafi tewas selama pertempuran untuk menguasai kota tempat asalnya, Sirte, pada Kamis (20/10). Namun, beberapa negara besar Barat yang mendukung pemberontak Libya menguasai Tripoli mengatakan, mereka masih mencari konfirmasi mengenai kebenaran berita itu.

Sejumlah pihak meminta penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kebenaran seputar kematian Gaddafi.

Almarhum Gaddafi menjadi buronan sejak NTC menguasai ibu kota Libya, Tripoli, pada Agustus, dan ia berhasil menghindari penangkapan meski pasukan NTC memperoleh sejumlah petunjuk mengenai lokasinya.

Ia berulang kali melontarkan janji-janji untuk melanjutkan perang, ketika semakin banyak negara mengakui NTC sebagai pemerintah yang berkuasa di Libya.

Gaddafi (68), pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa, bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011