Nanti hasilnya akan ada dalam pemeriksaan
Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Negara RI menangkap 12 orang yang diduga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyerang Poskotis Mulia, Puncak Jaya, dan membakar kantor ketahanan pangan pada 5 Oktober 2011.

"Tim kita pada 22 November 2011 berhasil menangkap 12 orang yang diduga anggota OPM dan dibawa ke Polres setempat, sementara satu orang bernama SW melarikan diri, kemudian ditembak dan meninggal," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution di Jakarta, Kamis.

Ke-12 orang itu masing-masing berinisial JT, KW, YW, SP, AT, KT, KW, WT, PT, MT, S alias P danYW.

"Pada saat dilakukan penangkapan mereka bersembunyi di honai-honai (rumah adat Papua, red) lalu anggota memisah-misahkan mana penduduk asli dan pendatang. Lalu ditelusuri dan diinterogasi mana yang terkait kelompok pengacau. Nanti hasilnya akan ada dalam pemeriksaan," kata Saud.

Mereka yang ditangkap masuk di dalam perkampungan dan Saud belum dapat memastikan apakah warga setempat membantu mereka dalam persembunyian.

"Kita belum bisa mengatakan membantu, karena mereka masuk ke dalam rumah seseorang dan tidak mau menerima tapi takut untuk melaporkan dan terkadang kalau misalnya melaporkan takutnya ada tindak balas dendam dari orang itu," kata Kadiv Humas.

Saat ini, polisi masih mendalami apakah 12 orang terduga OPM yang ditangkap tersebut masih terkait dengan penembakan Kapolsek Mulia, AKP Dominggus Oktavianus Awes, yang tewas dieksekusi dengan dua tembakan di depan warga Bandar Udara Mulia, Puncak Jaya, Papua, Senin (24/10/2011), pukul 11.30 WIT.

Dua orang pelaku yang diduga anggota OPM, tiba-tiba mengeroyok dan merebut pistol milik kapolsek, Revolver Taurus XK 25609. Dua peluru dari pistol tersebut ditembakkan dari jarak dekat ke arah hidung dan leher kapolsek.

Terkait hal tersebut, Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri mengirimkan tiga tim ke Papua, guna melakukan pelacakan terhadap para pelaku penembakan terhadap AKP Dominggus Oktavianus Awes. Ada tiga tim kami yang di sana untuk melacak para pelaku.

Tantangannya dalam melakukan pelacakan terhadap para pelaku penembakan di Papua adalah karena medannya terlalu berat bagi reserse. Maka diperlukan tim-tim yang bisa mengetahui posisi para pelaku.

"Untuk melakukan penangkapan kami harus ada tim yang kuat. Bahkan kami perlu bantun TNI untuk melakukan pengejaran, dimana kemungkinan pelaku lari ke hutan," kata Kabareskrim, Komjen Pol Sutarman.

Tiap tim dari Bareksrim terdiri dan 10 orang, kemudian hari ini dikirim juga satu batalyon Brimob Kelapa Dua, Depok, sebanyak 300 orang, yang semuanya di bawah kendali Kapolda Papua.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011