Menteri Pariwisata direncanakan membuka atau menutup Festival Raudhah tersebut di Alkhairaat
Palu (ANTARA) - Pengurus Besar Alkhairaat (PB Alkhairaat) di Kota Palu, Sulawesi Tengah, menghadirkan 30.000 orang Abnaulkahiraat dari berbagai penjuru daerah di Indonesia pada Haul ke-54 Habib Idrus Bin Salim Aljufri (Guru Tua).

"Diperkirakan Haul Guru Tua tahun 2022 ini dihadiri sekitar 30.000 orang," ucap Panitia Haul ke-54 Guru Tua, Sofyan Bachmid, dihubungi di Palu, Jumat (6/5).

Haul Guru Tua tahun 2022 ini akan dilaksanakan secara tatap muka langsung dengan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, berlangsung di Kompleks Pendidikan Alkhairaat di Jalan Sis Aljufri, Kota Palu, tanggal 14 Mei 2022.

Sofyan Bachmid mengemukakan, hingga saat ini terdapat beberapa pejabat daerah dan pusat yang telah mengkonfirmasi kehadiran yaitu Bupati dan Ketua DPRD Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Kemudian, Wakil Wali Kota Bitung, dan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno.

"Selain itu panitia juga mengundang ketua-ketua Komda Alkhairaat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia," ujarnya.

"Selebihnya pejabat pemda di wilayah Sulteng juga akan diundang untuk hadiri Haul Guru Tua," kata dia.

Baca juga: Pemkot Palu rekomendasikan gelar pahlawan nasional untuk Guru Tua

Sebelum pelaksanaan Haul Guru Tua, sebut Sofyan Bachmid, terlebih dahulu dilaksanakan Festival Raudhah yang digelar tanggal 11 - 13 Mei 2022 di Alkhairaat.

"Menteri Pariwisata direncanakan membuka atau menutup Festival Raudhah tersebut di Alkhairaat," ujarnya.

Untuk kelancaran kegiatan tersebut, Alkhairaat akan meminta dukungan PLN memastikan ketersediaan listrik selama pelaksanaan Festival Raudhah dan Haul Guru Tua.

Alkhairaat juga akan meminta dukungan Polri agar mengawal jalannya kegiatan tersebut, agar berlangsung aman, damai dan tertib. Serta memohon dukungan Pemprov Sulteng dalam hal ini Dinas Perhubungan terkait dengan rekayasa jalan untuk mencegah macet.

Habib Sayyid Idrus bin Salim Aljufri (Guru Tua), ulama besar yang menghibahkan perjalanan hidupnya untuk kepentingan masa depan pembangunan bangsa di bidang pendidikan dan dakwah Islam, di Tanah Air.

Pada 14 Muharram 1349 Hijriah atau 30 Juni 1930 Masehi, dibukalah dengan resmi Madrasah Alkhairaat yang didirikan oleh Guru Tua. Peresmian dihadiri wakil Pemerintah Belanda, Raja Palu Djanggola, tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat sekitar Kota Palu. Perjuangan Alkhairaat terhitung dimulai sejak 1928.

Sejarah mencatat antusias masyarakat lembah Palu akan pentingnya pendidikan keagamaan. Alkhairaat kemudian menjadi cahaya yang terang menderang menyinari warga Kota Palu dan sekitarnya, mengikis kepercayaan tradisional dinamisme (mistik) dan animisme. Hari demi hari pun berlalu, nama Alkhairaat begitu cepat tersebar luas. Sejak enam bulan berdiri, Madrasah Alkhairaat saat itu tak lagi bisa menampung seluruh pelajar sehingga akhirnya Guru Tua membangun kelas yang mampu menampung 200 pelajar dari kantongnya sendiri.

Baca juga: Wapres dukung mendorong Guru Tua jadi pahlawan nasional

Dalam masa perjuangan dakwahnya, Guru Tua telah berhasil membangun 420 madrasah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia bagian timur, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Papua. Semuanya adalah saksi nyata akan dakwah dia yang tak mengenal lelah, yang kini telah mencapai lebih dari 1.700 madrasah.

Alkhairaat memiliki jenjang pendidikan mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini hingga SLTA tersebar di seluruh Indonesia, utamanya di kawasan timur. Selain itu, Alkhairaat juga memiliki perguruan tinggi yang bernama Universitas Alkhairaat di Kota Palu.
Arsip Foto-Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan sambutan pada Haul Guru Tua ke 51 tahun di Kompleks Alkhairaat, di Palu, Sabtu (15/6/2019). (ANTARA/Muhammad Hajiji)


Baca juga: Alkhairaat bahas pengembangan pesantren bersama Wakil Presiden

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022