sudah dua tahun kita tidak membuat dodol
Gorontalo (ANTARA) - Sejumlah warga di Desa Huidu, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo mulai memasak dodol yang merupakan kudapan khas Lebaran Ketupat yang disajikan untuk keluarga hingga tamu yang datang berkunjung.

Salah seorang warga, Risna Nur di Gorontalo, Sabtu, mengatakan setelah dua tahun tidak memasak dodol, tahun ini ia kembali membuatnya seiring kembali diberikan izin perayaan Lebaran Ketupat.

"Sudah dua tahun kita tidak membuat dodol, karena tidak dirayakannya Lebaran Ketupat karena pandemi COVID-19," ucapnya.

Baca juga: Jelang Lebaran Ketupat warga produksi dodol jaton
Baca juga: Basarnas Jambi amankan jalur laut selama mudik Lebaran 2022

Ia menjelaskan, dodol yang dimasak oleh dia dan keluarga, memerlukan waktu hingga empat jam hingga matang dengan sempurna dan menghasilkan tekstur yang tepat.

Untuk membuat dodol, membutuhkan berbagai bahan, seperti gula merah, gula pasir, kacang tanah, santan kelapa, tepung, susu dan bahan lainnya.

​​​​Memasak dodol yang membutuhkan waktu cukup lama itu, tentunya membutuhkan banyak tenaga, secara bergantian dua orang mengaduk adonan hingga matang.

Warga lainnya, Pulu mengatakan jika ia dan keluarga menyambut bahagia perayaan Lebaran Ketupat yang dirayakan satu pekan setelah Idul Fitri.

"Sekarang keluarga saya dari daerah lain datang untuk berkunjung dan merayakan bersama Lebaran Ketupat tahun ini, kami menyambut dengan gembira," kata dia.

Baca juga: Patlau dan ketupat makanan khas Lebaran di Bengkayang
Baca juga: Lebaran Topat di Lombok Tengah dipusatkan di Sirkuit Motor Cross
Baca juga: BPBD Mataram siapkan posko terpadu pengamanan Lebaran Topat
Seorang warga membungkus dodol yang telah matang menggunakan daun woka di Desa Huidu, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Sabtu (7/5/2022). ANTARA/Adiwinata Solihin

Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022