Kalau ekosistem mangrove rusak maka rentan terhadap bencana
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Myrna Safitri mengatakan rehabilitasi mangrove memiliki peran penting dalam mitigasi bencana dan percepatannya memerlukan peran aktif dari masyarakat.

"Kita juga tahu kalau ekosistem mangrove itu rusak maka itu akan rentan terhadap bencana. Jadi sekali kita melakukan rehabilitasi dan kalau itu berhasil maka juga akan berkontribusi terhadap upaya pencegahan bencana terutama di wilayah pesisir," ujar Myrna ketika dihubungi oleh ANTARA dari Jakarta, Senin.

Myrna menjelaskan bahwa BRGM dalam melakukan rehabilitasi mangrove terus mendorong partisipasi masyarakat, salah satunya lewat program Desa Mandiri Peduli Mangrove yang sampai 2021 telah melibatkan 220 desa.

Baca juga: Masyarakat Kaledupa Wakatobi Sultra jaga mangrove dengan aturan adat

Baca juga: KKP: Kawasan mangrove dapat dukung pertumbuhan ekonomi


Dengan Desa Mandiri Peduli Mangrove, BRGM mencoba menghubungkan antara model partisipasi yang berbasis kelompok kerja masyarakat dihubungkan dengan desa.

"Karena desa adalah lokus pemerintahan terkecil yang ada di tingkat tapak. Karena itu Desa Mandiri Peduli Mangrove itu mencoba mengintegrasikan kegiatan rehabilitasi mangrove ke dalam rencana pembangunan desa termasuk juga pengaturan kelembagaan di tingkat desa," katanya.

Dengan demikian maka akan menghubungkan pendekatan berbasis kelompok dan pendekatan berbasis desa, jelasnya.

Konsep itu sendiri bukan merupakan hal yang baru bagi BRGM, dengan pendekatan serupa sebelumnya telah dilakukan lewat program Desa Mandiri Peduli Gambut.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2020 tentang Pembentukan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mengamanatkan percepatan rehabilitasi mangrove di lahan seluas 600.000 hektare hingga 2024 di sembilan lokasi prioritas di Indonesia.

Pada 2021, BRGM telah melakukan rehabilitasi mangrove di lahan seluas 34.911 hektare dari target 33.000 hektare untuk tahun tersebut.

Baca juga: Kepala BRGM: Penting kelola mangrove untuk tidak jadi sumber emisi

Baca juga: Yayasan Kehati kembangkan program konservasi mangrove di Banten

 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022