Jakarta (ANTARA News) - Ketidakpastian akibat krisis utang yang terjadi di Eropa diprediksi akan berdampak pada pasar obligasi Indonesia, seperti terjadinya arus dana keluar (capital outflow).

Demikian diungkapkan Head of Debt Capital Markets PT Trimegah Securities Tbk (TRIM) Herdi Ranuwibowo di Jakarta, Senin.

Menurut Herdi, dengan dominasi investor asing yang tinggi pada obligasi Indonesia saat ini, maka jika terjadi outflow, hal itu akan menyebabkan penurunan harga obligasi dan peningkatan imbal hasil atau "yield".

"Investor lokal dapat memanfaatkan momentum ini dengan mulai membeli obligasi yang dijual oleh investor asing untuk menikmati yield yang tinggi," ujarnya.

Herdi menambahkan, volatilitas di pasar obligasi merupakan tantangan bagi investor lokal untuk kembali masuk ke obligasi yang sudah dianggap undervalued akibat aksi jual investor asing, sehingga sudah saatnya investor memanfaatkan kondisi ini untuk masuk.

Sedangkan untuk Surat Utang Negara (SUN), tambahnya, jika terjadi capital outflow, yield SUN juga akan menurun. Namun, tidak demikian dengan yield obligasi korporasi yang akan terjadi lagging.

Hal ini dinilai menimbulkan disparitas yang cukup signifikan antara yield SUN dan yield obligasi korporasi.

"Saat ini yield obligasi korporasi masih sangat menarik dibandingkan SUN, dan disparitas yield ini dapat dimanfaatkan oleh investor untuk mulai memilih dan mengoleksi obligasi korporasi yang yield-nya masih mengalami lagging, tentunya sambil memperhatikan peringkat yang baik," paparnya.

Secara keseluruhan, Herdi menjelaskan, dengan keyakinan "sovereign rating" Indonesia naik menjadi "investment grade" pada 2012, maka investor asing tidak hanya akan memburu SUN, melainkan juga obligasi korporasi, sehingga berdampak pada penurunan yield-nya.

"Karena itu, bagi investor dengan horizon investasi yang panjang, kami menganjurkan untuk mengoleksi obligasi korporasi dengan rating baik," tuturnya.

(KR-SSB/B012)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011