Lebak (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mendata korban angin puting beliung yang terjadi Senin, pukul 17.00 WIB di wilayah Gunungkencana.
 
"Kami hingga kini masih melakukan pendataan rumah yang terdampak bencana alam itu, " kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lebak Agus Reza Faisal saat dihubungi di Lebak, Senin.
 
Peristiwa angin puting beliung itu membuat warga Gunungkencana panik dan ketakutan  karena terlihat awan putih berputar-putar hingga menimbulkan angin puting beliung.
 
Kondisi bangunan yang rusak di antaranya atap SDN 1 Gunungkencana roboh, termasuk rumah majelis taklim. Selain itu juga rumah di sejumlah lokasi dan kini masih dalam pendataan dan penelusuran.

Baca juga: Ponpes Da'arul Qoriin di Lebak diterjang angin puting beliung

Baca juga: BPBD Lebak salurkan bantuan korban angin puting beliung
 
Angin puting beliung itu cukup kencang hingga mengakibatkan terjadi kerusakan bangunan tempat ibadah dan rumah warga.
 
Beruntung, kata dia, kejadian bencana alam itu tidak mengakibatkan korban jiwa maupun luka-luka. "Kami minta warga tetap waspada menghadapi cuaca buruk itu," katanya menjelaskan.
 
Sejauh ini warga korban bencana angin puting beliung tidak perlu tinggal di tenda pengungsian, karena mereka sudah bisa kembali ke rumah masing-masing.
 
Kebanyakan rumah yang diterjang angin puting beliung adalah bagian genteng yang rusak sehingga masyarakat dapat cepat kembali memperbaikinya.
 
BPBD Lebak tentu akan menyalurkan bantuan logistik kepada warga korban angin puting beliung tersebut.
 
Penyaluran logistik berupa bahan pokok, sarden, lauk pauk, makanan siap saji juga aneka makanan serta minuman kemasan.
 
"Kami menyalurkan bantuan logistik setelah kepala desa membuat laporan pengajuan bantuan itu," katanya.
 
Sementara itu, Nana, warga Gunungkencana mengatakan angin puting beliung itu cukup tinggi sampai ke atap gedung SDN 1 Gunungkencana ambruk, karena bangunannya juga sudah tua.
 
Beruntung, angin puting beliung tidak disertai hujan deras dan sambaran petir.
 
"Kami panik ketika melihat awan berputar hingga banyak yang mengucapkan istighfar, Astagfirullah dan Allahuakbar," katanya.*
     
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022