Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memetakan daerah yang berpotensi terjadi krisis air bersih saat memasuki musim kemarau.

"Daerah-daerah yang belum terlayani oleh jaringan perpipaan air bersih juga perlu diwaspadai seperti di Kecamatan Jagakarsa, Pasar Minggu dan sebagian wilayah Kecamatan Cilandak," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Wali Kota Jakut minta warga lapor RT/RW kalau kesulitan air bersih

Mantan Wakil Wali Kota Jakarta Selatan ini menambahkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) belum mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis untuk wilayah yang lebih spesifik di Jakarta.

Namun, lanjut dia, apabila merujuk pada peringatan dini kekeringan meteorologis yang pernah dikeluarkan BMKG pada 2019, terdapat 15 kecamatan yang masuk ke dalam daerah rawan terjadi kekeringan.

Daerah rawan itu, yakni Jakarta Pusat meliputi Menteng, Gambir, Kemayoran, Tanah Abang, kemudian di Jakarta Utara (Cilincing, Tanjung Priok, Koja, Kelapa Gading, Penjaringan.

Selain itu, Jakarta Selatan (Tebet, Pasar Minggu, Setiabudi), dan Jakarta Timur (Makasar, Pulogadung, Cipayung).

Baca juga: Hari jadi dan krisis air Ibu Kota

BPBD DKI, kata dia, akan terus memantau perkembangan kondisi meteorologis dalam memasuki musim kemarau.

Tim khusus, imbuh Isnawa, dapat sewaktu-waktu diaktifkan apabila terjadi kekeringan yang berdampak langsung ke masyarakat.

"Oleh karena itu, sinergi dan koordinasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan stakeholders terus kami perkuat dalam mengantisipasi hal tersebut," ucapnya.

Isnawa mengimbau masyarakat untuk mematikan keran jika tidak dipakai dan memastikan tidak adanya kebocoran pada peralatan pipa, keran dan penampungan air.

"Selain itu bijak dalam penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga dan menampung air hujan," ucapnya.

Baca juga: Pengamat sebut Jakarta belum optimal kelola sumber daya

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022