Padang (ANTARA News) - Perhimpunan Konselor Voluntary Counseling and Testing HIV Indonesia Sumatera Barat, menyatakan, untuk menekan angka penderita HIV/AIDS di provinsi itu perlu adanya pendidikan seks sejak dini.

Ketua Perhimpunan Konselor Voluntary Counseling and Testing (VCT) HIV Indonesia (PKVHI) Sumbar Alfitri, di Padang, Rabu, mengatakan, pendidikan seks sejak dini merupakan salah satu cara untuk mencegah dan menekan angka masyarakat yang tertular virus berbahaya dan mematikan tersebut.

"Sosialisasi sejak dini memang diperlukan, melihat fakta yang ada, bahwa saat ini pengidap positif AIDS ada pada kelompok umur produktif yaitu antara usia 20-29 tahun," kata Alfitri.

Dia menambahkan, dengan rentang usia subur tersebut yang merupakan pengidap AIDS terbanyak di Sumbar, maka diperkirakan penderita mulai tertular HIV tujuh hingga 10 tahun sebelumnya.

PKVHI Sumbar menyarankan, untuk efektifnya penurunan HIV/AIDS pendidikan seks terhadap masyarakat sudah mulai diberikan sejak SMP, dimana dengan kalkulasi pada usia subur tersebut sudah masuk tahap AIDS maka pada usia 12 atau 15 tahun masyarakat sudah harus mengerti tentang hal itu.

Pendidikan tentang seks sejak dini tidak hanya akan berpengaruh terhadap penurunan angka orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) namun juga terhadap pergaulan bebas yang merupakan salah satu penyebab penularan virus mematikan itu.

Sehubungan dengan itu, pendidikan seks sejak dini tidak hanya perlu dilakukan di sekolah, namun juga harus ada peran aktif orang tua, ulama, dan tokoh masyarakat.

Hal tersebut dinyatakan seiring dalam beberapa bulan terakhir PKVHI Sumbar melihat mulai adanya pergeseran penyumbang terbesar penyebaran HIV/AIDS dari penggunaan jarum suntik kepada seks bebas.

Saat ini berdasarkan data yang ada di Dinas Kesehatan Sumbar, jumlah penderita HIV/AIDS tercatat sebanyak 624 kasus, dimana yang terjangkit HIV sebanyak 72 orang, dan 552 orang lainya terjangkit AIDS, dan saat ini di 19 kabupaten/kota yang ada di Sumbar semua daerah tercatat memiliki kasus tersebut.

"Sosialisasi sejak dini terhadap masyarakat saat ini sudah harus dilakukan, agar masyarakat atau generasi mendatang paham akan bahaya yang mengancam mereka, dan pola hidup sehat merupakan salah satu cara pencegahan virus tersebut," jelas Alfitri.

Alfitri menambahkan, bagi orang yang sudah terjangkit, diharapkan masyarakat tidak mengucilkanya, sebab penularannya hanya akan terjadi melalui cairan dalam tubuh, seperti darah, air susu ibu, air mani, dan sejenisnya.  (ANT-276/Y006)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011