"Kontribusi terbesar terhadap ekspor Sulteng sepanjang Maret berasal dari komoditas besi dan baja senilai 1,2 miliar dolar AS atau 68,32 persen dari total nilai ekspor," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulteng Sutrisno S Abusungut di Kota Palu, Senin.
Berikutnya disusul komoditas nikel yang berkontribusi senilai 332,6 juta dolar AS atau 19,8 persen, dan bahan bakar mineral senilai 139,7 juta dolar AS atau 8,29 persen dari nilai total ekspor.
Kontribusi ekspor kelompok komoditas lainnya relatif kecil masing-masing di bawah 2 persen.
Berdasarkan negara tujuannya, Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor paling utama selama Maret yakni mencapai 791,9 juta dollar AS atau 47,01 persen dari total nilai ekspor Sulteng.
"Diikuti Taiwan senilai 278,4 juta dolar AS atau 16,53 persen, Korea Selatan 187 juta dolar AS atau 11,10 persen dan Vietnam 107,3 juta dolar AS atau 6,37 persen. Sementara itu, nilai ekspor ke negara tujuan lainnya masing-masing di bawah 5 persen.
"Selama Maret, keseluruhan transaksi ekspor melalui Sulteng senilai 1,7 miliar dolar AS difasilitasi oleh Pelabuhan Kolonodale di Kabupaten Morowali Utara senilai 1,5 miliar dolar AS, Pelabuhan Luwuk di Kabupaten Banggai 167 juta dolar AS dan Pelabuhan Pantoloan di Kota Palu 0,6 juta dolar AS,"ujarnya.
Sedangkan ekspor melalui pelabuhan di provinsi lainnya tercatat 7,3 juta dolar AS masing-masing melalui Tanjung Perak di Jawa Timur senilai 3 juta dolar AS, Tanjung Priok di DKI Jakarta senilai 4,2 juta dolar AS, Tanjung Emas di Jawa Tengah senilai 0,1 juta dolar AS dan sisanya senilai 0,01 juta dolar AS melalui Bandara Soekarno Hatta.
"Ini berarti pelabuhan muat ekspor di Sulteng berperan sebesar 99,57 persen," ujarnya.
Baca juga: Pengamat: Prospek segmen nikel Antam meningkat signifikan
Baca juga: Wamendag kawal tekad Presiden Jokowi soal nikel di WTO
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022