Saat ini sejumlah aksi pengelolaan hutan yang sudah dilakukan, sesuai dengan Rencana Operasi Indonesia’s FoLU Net Sink, misalnya perbaikan pengelolaan gambut dan pengembangan hutan tanaman
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo mengatakan pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) siap mendukung upaya pemerintah guna tercapainya Indonesia’s FoLU Net Sink 2030.

Menurut Indroyono di Jakarta, Selasa, pelaku usaha bisa memanfaatkan pendanaan investasi dari pemanfaatan nilai ekonomi karbon untuk mendukung kegiatan aksi mitigasi dalam pengelolaan hutan yang sesuai dengan Rencana Operasi Indonesia’s FoLU Net Sink.

"Saat ini sejumlah aksi pengelolaan hutan yang sudah dilakukan, sesuai dengan Rencana Operasi Indonesia’s FoLU Net Sink, misalnya perbaikan pengelolaan gambut dan pengembangan hutan tanaman," ujarnya melalui keterangan tertulis.

Contoh lain adalah implementasi teknik reduce impact logging (RIL) yang bisa menekan emisi GRK hingga 50 persen dibandingkan pratik biasa pada pemanfaatan kayu dari hutan alam.

Indonesia’s FoLU Net Sink menargetkan penyerapan emisi GRK dari sektor hutan dan penggunaan lahan (Forestry and other Land Use/FoLU) sudah lebih tinggi dibandingkan emisinya pada 2030.

Tercapainya Indonesia FoLU Net Sink 2030, bersama dengan penurunan emisi GRK di sektor lain seperti transportasi, industri, energi, dan pertanian, akan mewujudkan target untuk mencapai Carbon Net Sink pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Berdasarkan perhitungan, dari kebutuhan sebesar 14,5 miliar dolar untuk mencapai FoLU Net Sink, sebesar 55 persen atau sekitar 8 miliar dolar harus dimobilisasi dari sektor swasta.

Sebelumnya dalam sesi diskusi pada pertemuan tahunan UNFF (United Nation Forum on Forest) ke-17 tahun 2022, di New York, Senin 9 Mei 2022, Indonesia mengundang semua pihak, termasuk komunitas Internasional untuk mendukung tercapainya Indonesia’s FoLU Net Sink 2030.

Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam pertemuan tersebut Agus Justianto menyatakan pencapaian komitmen tersebut akan berdampak besar pada upaya global untuk mengendalikan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer yang menyebabkan bencana perubahan iklim global.

"Keterlibatan masyarakat di dalam dan sekitar hutan, pelaku usaha, dan juga kemitraan akan mendukung tercapainya Indonesia’s FoLU Net Sink,” kata Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK itu di hadapan undangan dari 13 negara.

Indonesia’s FoLU Net Sink menargetkan penyerapan emisi GRK dari sektor hutan dan penggunaan lahan (Forestry and other Land Use/FoLU) sudah lebih tinggi dibandingkan emisinya pada 2030.

Tercapainya Indonesia FoLU Net Sink 2030, bersama dengan penurunan emisi GRK di sektor lain seperti transportasi, industri, energi, dan pertanian akan mewujudkan target untuk mencapai Carbon Net Sink pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Akan ada sejumlah aksi utama untuk mencapai Indonesia’s Net Sink FoLU yaitu kegiatan pengurangan laju deforestasi dan degradasi hutan atau REDD+, pembangunan hutan tanaman industri, pengelolaan hutan lestari, rehabilitasi hutan dan lahan, pengelolaan lahan gambut termasuk mangrove, dan peningkatan peran konservasi keanekaragaman hayati.

Untuk menjalankan aksi tersebut dibutuhkan investasi sebesar 14,57 miliar dolar AS atau sekitar Rp204 triliun.

Baca juga: Indonesia FoLU Net Sink 2030 dinilai jadi cara tekan laju deforestasi

Baca juga: Menteri Siti minta jajarannya kerja sama wujudkan FOLU Net Sink 2030

Baca juga: Menteri LHK: AS dukung Indonesia implementasikan Net Sink FOLU 2030

Baca juga: Indonesia menuju "net sink" karbon sektor FoLU 2030

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022