Penyemprotan disinfektan di pasar-pasar hewan tersebut dilakukan setelah ditemukan 15 ekor hewan sapi milik seorang peternak di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo Boyolali, Jawa Tengah, dinyatakan positif PMK melalui uji laboratorium
Boyolali, Jateng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali melalui Dinas Peternakan bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) setempat melakukan penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran wabah penyakit mulut dan kaku (PMK), di Pasar Hewan Jelok Kecamatan Cepogo, Rabu.

Kegiatan penyemprotan disinfektan di pasar-pasar hewan tersebut dilakukan setelah ditemukan 15 ekor hewan sapi milik seorang peternak di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo Boyolali, Jawa Tengah, dinyatakan positif PMK melalui uji laboratorium pada Senin (9/5) 2022.

Menurut Pengurus Bidang Kebencanaan dan Relawan PMI Kabupaten Boyolali, Dahat Wilarso kegiatan penyemprotan disinfektan di pasar hewan tersebut dalam rangka untuk mencegah merebaknya penyakit mulur dan kuku yang sementara ini di Boyolali, sudah terindikasi ada di Desa Singosari, Mojosongo.

"Kami memantau sudah ada 15 ekor sapi milik seorang peternak di Desa Singosari dinyatakan positif PMK," kata Dahat disela kegiatan penyemprotan disinfektan di Pasar Hewan Jelok Boyolali.

Dia menjelaskan kegiatan penyemprotan disinfektan tersebut dengan menggunakan kendaraan milik PMI yang terdiri dari 300 liter air dicampur dengan 150 liter cairan disinfektan ke kandang-kandang ternak dan lantai pasar.

Selain itu, pihaknya juga membantu dalam penyemprotan disinfektan di pasar hewan lainnya di Boyolali seperti Sunggingan, sebagai langkah antisipasi agar penyebaran PMK tidak sampai merambah ke daerah lain, sehingga Boyolali masih aman penyakit mulut dan kuku itu.

Kendati demikian, pihaknya mengimbau kepada para pedagang hewan ternak untuk ikut menjaga kebersihan hewan dan kandang. Hal tersebut perlu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah tersebarnya penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak itu.

Sementara itu, dokter hewan Puskeswan Kecamatan Ampel, Suratno mengemukakan penyemprotan disinfektan ke Pasar Hewan Jelok ini, yang mampu menampung 1.000 ekor sapi tiap pasaran Pahing (menurut kalender Jawa) ini, sebagai upaya penekanan dan pengawasan hewan ternak terhadap ancaman PMK.

Selain itu, pihaknya juga melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada para pedagang hewan ternak sehingga penyakit pada hewan ternak tersebut tidak sampai menular kemana-mana.

Kendati demikian, pihaknya mengimbau pedagang supaya tetap berhati-hati dalam jual beli sapi, mengingat hewan ternak itu, rentan sekali terhadap penyakit mulut dan kuku dan penyebarannya juga sangat cepat.

Pada kegiatan penyemprotan dan pengawasan Pasar Hewan Jelok Kecamatan Cepogo tersebut, tidak ditemukan hewan ternak yang mengidap PMK dan semua hewan ternak dirasa masih normal.

Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah, sebelumnya menyebutkan sebanyak 15 ekor hewan sapi milik seorang peternak di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo, dinyatakan positif terjangkiti PMK.

Menurut Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Boyolali drh Aviany Rifdania ada 15 ekor sapi yang sudah terkonfirmasi laboratorium. Dari 15 ekor itu, diambil sampel 10 ekor tes laboratorium dan hasilnya positif.

Menurut dia otomatis lima dari 15 ekor yang masih satu kandang tersebut tertular karena tingkat penularan PMK ini, sangat cepat yakni antara 90 hingga 100 persen. Karena, dari 15 ekor sapi yang terjangkit PMK gejalanya sama. 

Baca juga: 15 ekor sapi di Boyolali positif terjangkit penyakit kuku dan mulut

Baca juga: Mentan pastikan penanganan penyakit mulut-kuku hewan terkendali

Baca juga: DKPH: 143 ekor sapi di Probolinggo terduga terjangkit PMK

Baca juga: Badan Karantina perkuat pengawasan hewan cegah penyakit mulut-kuku


 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022