Jakarta (ANTARA) - Toyota Motor memperingatkan bahwa kenaikan biaya bahan baku dapat memotong seperlima dari laba setahun penuh.

Untuk tahun fiskal saat ini, Toyota memperkirakan laba operasi akan turun sekitar 20 persen menjadi 2,4 triliun yen atau sekitar Rp268 triliun sebagaimana dikutip dari Reuters pada Rabu.

Sementara itu, analisis memperkirakan pendapatan akan naik 12 persen menjadi 3,36 yen atau sekitar Rp376 triliun.

Baca juga: Toyota akan tarik lebih dari 9.000 unit mobil impor di China

Toyota juga mencatatkan adanya penurunan 33 persen pada laba operasi kuartal keempat dan sahamnya merosot lebih dari 5 persen pada Rabu, sebelum ditutup turun lebih dari 4 persen, penurunan terbesar perusahaan dalam dua bulan terakhir.

Dengan demikian, kini Toyota tidak bisa lagi mengabaikan krisis rantai pasokan yang telah mengguncang industri. Diketahui bahwa pada awal-awal krisis semikonduktor global, Toyota memiliki nasib baik berkat persediaan chip yang lebih besar.

Namun, kini perusahaan juga harus memangkas produksi karena krisis yang berkepanjangan dan pembatasan wilayah akibat COVID-19 di China.

Toyota mengatakan, pihaknya memprediksi bahwa biaya bahan baku menjadi lebih dari dua kali lipat pada tahun fiskal yang dimulai pada April. Untuk itu, mereka berharap dapat hal itu dapat diatasi dengan beralih ke bahan yang biayanya lebih rendah.

Baca juga: Produksi domestik Toyota 2021 dekati level terendah setengah abad

"Karena harga bahan naik, kami perlu bekerja untuk mengurangi jumlah bahan yang kami gunakan sebanyak mungkin dan menggantinya dengan bahan yang lebih murah," kata Kepala Keuangan Kenta Kon.

Toyota pun berharap dapat menjual 8,85 juta kendaraan secara global pada tahun fiskal ini. Jumlah tersebut naik 7,5 persen dibandingkan tahun lalu.

Namun, biaya bahan baku yang melonjak, gangguan pada rantai pasokan, dan pembatasan akibat COVID-19 di China telah membuat laba menjadi melemah.

Toyota sendiri telah memangkas target produksi global hingga 50 ribu kendaraan pada Mei karena berencana akan menangguhkan beberapa operasi sampai 6 hari karena lockdown di China.

Baca juga: Toyota peringatkan laba tahunan jatuh 20 persen karena kenaikan biaya

Baca juga: Toyota proyeksikan laba tinggi, ditopang permintaan kuat dan yen lemah

Baca juga: Toyota tarik ribuan Lexus impor di China
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022