Jadi memang KAEF saat ini sedang menjajaki calon investor baru yang tentunya sudah diseleksi oleh financial advisor kami
Jakarta (ANTARA) - PT Kimia Farma (Persero) Tbk optimistis aksi penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue perseroan bisa digelar pada kuartal II 2022.

"Alhamdulillah ini masih on going. Jadi mudah-mudahan dari target kami rencananya bisa dilaksanakan di triwulan II 2022," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Kimia Farma Lina Sari saat jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPST) pada Agustus 2021 lalu menyetujui perseroan untuk menerbitkan saham baru dalam rangka peningkatan modal dengan HMETD.

Adapun jumlah saham yang ditawarkan emiten berkode saham KAEF itu sebanyak–banyaknya 2,78 miliar saham dengan nilai nominal sebesar Rp100 per lembar saham melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas (PUT) I sebagaimana diatur dalam POJK 32/2015.

"Jadi memang KAEF saat ini sedang menjajaki calon investor baru yang tentunya sudah diseleksi oleh financial advisor kami," ujar Lina.

Lina meyakini aksi rights issue yang dilakukan perseroan akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan ke depan.

"Karena tujuan kami melakukan rights issue ini adalah sebagian dananya untuk pengembangan bisnis ke depan dan juga untuk menurunkan leverage kami, me-refinancing pinjaman jangka panjang kami," kata Lina.

Sepanjang 2021 lalu, perseroan membukukan laba bersih Rp302,27 miliar, melonjak signifikan dibandingkan laba bersih 2020 yang tercatat Rp17,63 miliar.

Capaian laba tersebut ditopang penjualan perseroan yang mencapai Rp12,86 triliun, tumbuh 28,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp10,01 triliun.

Adapun total aset perseroan hingga akhir tahun lalu mencapai Rp17,76 triliun, meningkat 1,12 persen dibandingkan akhir 2020 Rp17,57 triliun.

Untuk kinerja perseroan pada kuartal I 2022, lanjut Lina, secara umum perseroan masih bisa meraih profit meski di tengah turunnya aktivitas terkait pandemi COVID-19.

"Memang ada dampak dari turunnya aktivitas terutama tidak diberlakukannya lagi aturan untuk menggunakan swab atau PCR pada saat kita melakukan perjalanan.
Namun demikian kami sudah melaksanakan dan kami juga sudah memikirkan langkah ke depan apa yg akan jadi strategi kami untuk mengkompensasi dampak turunnya aktivitas COVID-19 yang ada di Indonesia," ujar Lina.

Baca juga: Kimia Farma bagikan dividen Rp90,68 miliar
Baca juga: Phapros jaga ketersediaan produk meski tren penyebaran COVID-19 turun
Baca juga: Erick cek layanan vaksinasi booster Sinopharm Kimia Farma

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022