Kabupaten Kampar salah satu kabupaten di Riau yang memiliki desa lokus stunting terbanyak tercatat pada tahun 2019 dengan prevalensi 32,05 persen sehingga ini perlu perhatian bersama untuk mempercepat penurunannya
Kota Pekanbaru (ANTARA) - Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau bersama Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana - Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Kampar, terus memperkuat 1.479 Tim Pendamping Keluarga guna mempercepat penurunan prevalensi stunting di daerah itu.

"Kabupaten Kampar salah satu kabupaten di Riau yang memiliki desa lokus stunting terbanyak tercatat pada tahun 2019 dengan prevalensi 32,05 persen sehingga ini perlu perhatian bersama untuk mempercepat penurunannya," kata Kepala Kantor BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, Mardalenawati Yulia dalam keterangannya di Kampar, Kamis.

Dia menyebutkan upaya percepatan penurunan stunting sudah diamanahkan dalam Perpres No 72/2021, yang mengharapkan upaya yang holistik, integratif dan berkualitas melalui koordinasi sinergi dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan.

Baca juga: Prevalensi stunting di Rokan Hulu capai 25,8 persen

Salah satu pihak yang berperan penting dalam penurunan stunting, katanya dalam acara pelatihan fasilitator Tim pendamping keluarga Kabupaten Kampar Tahun 2022, adalah Tim Pendamping Keluarga yang beranggotakan 4 orang berasal dari dari dinas kesehatan, puskesmas/bidan desa dari Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

"Saat ini seperti peran PLKB mengintensifkan pencatatan keluarga berisiko stunting menjadi data dasar PLKB yang setiap saat perlu terus diperbaharui. Peran mereka makin baik apalagi didampingi oleh fasilitator dengan memaksimalkan New SIGA," katanya.

Ia mengatakan New SIGA merupakan aplikasi laporan daring bagi para bidan sebuah sistem informasi yang diterapkan BKKBN lebih kekinian dan akuntabel yaitu aplikasi Sistem Informasi Keluarga (SIGA) yang kini diubah menjadi New SIGA, dimana aplikasi New SIGA ini akan menjadi data operasional bagi petugas KB dan pihak terkait dalam melakukan intervensi terhadap program BKKBN, khususnya program Bangga Kencana.

Baca juga: BKKBN dan BIN gelar program penurunan "stunting" di Kepulauan Riau

“Melalui New SIGA, BKKBN ingin membangun sistem data yang lebih baik secara real time (data seketika) di tahun ke depan dengan sinkronisasi data basis keluarga Provinsi Riau dengan sistem informasi kependudukan,” katanya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana - Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Kampar, Edi Afrizal mengatakan pihaknya sudah menggelar pelatihan fasilitator untuk 21 kecamatan, dengan posisi 4 orang per kecamatan. pembekalan teori untuk pendamping melalui zoom meeting dan lainnya.

Saat ini, katanya, tercatat 493 Tim Pendamping Keluarga di 250 desa/kelurahan dari 21 kecamatan). "Sebanyak 493 tim ini terdiri atas petugas dinkes, kader KB dan kader PKK yang sudah memiliki SK Bupati Kampar dan mereka siap bekerja," katanya. 

Baca juga: BKKBN gandeng RS Hermina Pekanbaru layani PUS pasang alat kontrasepsi

Baca juga: Pekanbaru diharapkan jadi motivator kesertaan ber-KB pria nasional



Pewarta: Frislidia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022