Melonjaknya harga di SPBU dan melambatnya pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan secara signifikan mengekang pemulihan permintaan sepanjang sisa tahun ini dan hingga 2023
London (ANTARA) - Harga minyak global turun lebih dari dua persen pada perdagangan Kamis, dalam minggu yang bergejolak karena kekhawatiran resesi melanda pasar keuangan global, melebihi kekhawatiran pasokan dan ketegangan geopolitik di Eropa.

Harga minyak mentah Brent jatuh 2,26 dolar AS atau 2,1 persen, menjadi diperdagangkan di 105,25 dolar AS per barel pada pukul 09.03 GMT. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merosot 2,45 dolar AS atau 2,3 persen, menjadi diperdagangkan di 103,26 dolar AS per barel.

Harga minyak berada di bawah tekanan minggu ini, bersama dengan pasar keuangan global, di tengah kegelisahan atas kenaikan suku bunga, dolar AS terkuat dalam dua dekade, kekhawatiran atas inflasi dan kemungkinan resesi.

Penguncian COVID-19 yang berkepanjangan di importir minyak mentah utama dunia, China, juga berdampak pada pasar.

"Kekhawatiran resesi itu semakin keras dan membuat minyak lebih rendah pagi ini," kata Ekonom  Oversea Chinese Banking Corp Singapura, Howie Lee, menunjuk pada data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang kuat pada Rabu (11/5/2022).

IHK utama AS untuk 12 bulan hingga April melonjak 8,3 persen, memicu kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga yang lebih besar, dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Melonjaknya harga di SPBU dan melambatnya pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan secara signifikan mengekang pemulihan permintaan sepanjang sisa tahun ini dan hingga 2023," kata Badan Energi Internasional (IEA), Kamis.

Baca juga: Minyak turun setelah melonjak di sesi sebelumnya terkait sanksi Rusia

"Penguncian yang diperpanjang di seluruh China ... mendorong perlambatan signifikan di konsumen minyak terbesar kedua di dunia," tambah badan tersebut.

Namun kekhawatiran pasokan yang berasal dari invasi Rusia ke Ukraina telah mendukung pasar, dengan harga naik lebih dari 35 persen sepanjang tahun ini. Larangan Uni Eropa yang tertunda atas minyak dari Rusia, pemasok utama minyak mentah dan bahan bakar Uni Eropa, dapat semakin memperketat pasokan global.

Uni Eropa masih tawar-menawar rincian embargo Rusia. Pemungutan suara membutuhkan dukungan suara bulat, tetapi telah ditunda karena Hongaria menentang larangan tersebut karena akan terlalu mengganggu perekonomiannya.

"Embargo minyak yang diusulkan ... diharapkan membuat keseimbangan minyak yang mendasarinya lebih ketat daripada yang sudah ada, terutama di bagian produk. Menerapkan sanksi ini, bagaimanapun, adalah tugas yang sulit," kata analis PVM.

Pada Rabu (11/5/2022), harga minyak melonjak 5,0 persen setelah Rusia memberikan sanksi kepada 31 perusahaan yang berbasis di negara-negara yang memberlakukan sanksi terhadap Moskow setelah invasi Ukraina.

Itu menciptakan kegelisahan di pasar pada saat yang sama bahwa aliran gas alam Rusia ke Eropa melalui Ukraina turun seperempat. Ini adalah pertama kalinya ekspor melalui Ukraina terganggu sejak invasi.

Di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah komersial naik pekan lalu karena rekor pelepasan minyak dari cadangan strategis AS, tetapi stok bensin menurun menjelang puncak musim panas yang mendorong musim permintaan, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Rabu (11/5/2022).

Baca juga: IHSG anjlok 216,36 poin, tertekan sentimen kenaikan suku bunga The Fed
Baca juga: Rupiah ditutup melemah, pasar kekhawatiran kebijakan agresif The Fed


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022