Jakarta (ANTARA News) - Gebrakan pemerintah pusat dan daerah mengatasi merebaknya flu burung di Indonesia kurang tajam, terkesan tidak serius dan kurang adanya koordinasi antarintansi pemerintah, padahal penyebaran virus ini sudah membahayakan karena korban jiwa berjatuhan. Wakil Ketua Komisi IV DPR Mindo Sianipar menyatakan hal itu ketika ditanya pers mengenai langkah pemerintah mengatasi flu burung di sela-sela seminar nasional "Pengembangan dan Pemanfaatan Jarak Pagar Sebagai Bioenergi di Indonesia" yang diselenggarakan Komunitas Tumbuh Bersama di di Jakarta, Sabtu. Mindo menegaskan, pihaknya sangat mempertanyakan keseriusan pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengatasi flu burung. Padahal wabah ini terus mengancam stabilitas nasional karena semakin banyak korban tewas baik manusia maupun ayam. Penyebaran virus ini juga semakin luas di masyarakat. "Kita mendesak pemerintah lebih serius. langkah pemerintah hartus lebih terkoordinasi," katanya. Dia menyatakan, seluruh elemen masyarakat harus digerakkan untuk menanggulangi wabah flu burung. saat ini, pemerintah pusat dan pemerintah bergerak sporadis, sedangkan potensi masyarakat belum dikerahkan. Untuk mendorong keseriusan pemerintah pusat dan daerah, Komisi IV akan mengadakan rapat gabungan dengan memanggil enam gubernur, Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari dan Menteri Pertanian Anton Apriyantono . Enam gubernur yang akan dipanggil DPR adalah mereka yang pernah dipanggil Presiden terkait flu burung. Para gubernur itu berasal dari Sulsel, Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng serta Banten. Dalam pemberantasan flu burung, pihaknya berharap pemerintah juga mengoptimalkan peran Menneg Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar dan kalangan dokter hewan. "Wabah ini sudah menjadi ancaman serius. Tindakan nyata dan koordinasi antarpihak harus lebih ditingkatkan," katanya. Jika koordinasi tidak bisa optimal, bisa saja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti UU (perppu) karena hal ini penting untuk lebih memfokuskan gerakan penanggulangan flu burung.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006