Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani mengimbau pemerintah agar memantau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) guna mencegah penyebaran hepatitis akut di sekolah.

"Pemerintah perlu terus memantau pelaksanaan PTM untuk menjaga peserta didik dari penyebaran hepatitis akut," kata Puan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Hal senada disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto.

Baca juga: Puan ingatkan Pemerintah beri penjelasan akurat tentang hepatitis akut

Menurut Agus, penyebaran hepatitis akut memang perlu diwaspadai di lingkungan sekolah selama pelaksanaan PTM.

"Ada dua kekhawatiran dalam pelaksanaan PTM, yaitu berkenaan dengan COVID-19 yang masih berada dalam pantauan usai mudik Lebaran 2022 dan kecemasan mengenai kasus suspek hepatitis akut di masyarakat," ujar dia.

Untuk mencegah terjadinya penyebaran hepatitis akut selama pelaksanaan PTM, Agus mengimbau seluruh pihak agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Pimprim Basarah Yanuarso mengharapkan orang tua terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari keluarganya guna mencegah penyebaran hepatitis akut.

Baca juga: Disdikpora larang sekolah di DIY buka kantin cegah hepatitis akut

"Selama pandemi COVID-19 ini, kita sudah belajar mengatasi penularan virus tersebut melalui saluran pernapasan lewat mengenakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Untuk mengatasi penyebaran hepatitis akut pada anak, dilanjutkan dengan mencegah penularan dari saluran cerna melalui konsumsi makanan yang matang dan menghindari dari pencemaran,” ujar Pimprim.

Dokter anak yang bernaung dalam IDAI di seluruh Indonesia, katanya, diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dini jika muncul kasus dengan pasien-pasien yang memenuhi kriteria hepatitis akut.

“Misalnya, gejala pencernaan disertai dengan kuning, buang air besar (BAB) pucat, dan lainnya. Kemudian kalau perlu dilakukan uji fungsi hati SGPT dan SGOT,” kata Pimprim.

Baca juga: Kebijakan buka kantin saat PTM perlu dievaluasi akibat hepatitis akut

Dokter anak di Rumah Sakit Pondok Indah Muzal Kadim menjelaskan tentang gejala sakit hepatitis A yang umumnya terjadi pada anak.

“Hepatitis A yang banyak terjadi pada anak penularannya lewat saluran cerna. Untuk gejalanya, ada mual. Kalau diare jarang. Mualnya lebih hebat dan lemas, terutama nyeri perut karena pembesaran hati di kanan atas," ujar Muzal.

Oleh karena itu, lanjut dia, apabila orang tua menemukan gejala tersebut pada anak, sebaiknya mereka segera diperiksakan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Perlu segera diperiksakan ke dokter karena bukan cuma hepatitis melainkan ada beberapa penyakit yang sering menyerang anak, terlebih pada musim panas seperti ini, misalnya demam berdarah dengue (DBD) dan tipus," kata Muzal.

Sebelumnya, Puan Maharani mengimbau masyarakat, khususnya orang tua untuk mengantisipasi penyebaran hepatitis akut. Ia mengingatkan agar pemerintah bekerja cepat dalam memantau dan mengatasi penyakit itu.

“Peran orang tua sangat penting dalam menghadapi hepatitis akut yang masih belum diketahui penyebabnya ini. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah dengan menjaga pola keseharian anak,” ujar Puan.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022