Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) mengimbau kepada seluruh warga di wilayahnya untuk mewaspadai ancaman penyakit hepatitis akut.

Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar mengatakan saat ini telah terdeteksi dua anak terinfeksi hepatitis akut di wilayahnya.

Baca juga: Pelajar di Jakbar periksa kesehatan sebulan sekali cegah hepatitis

“Bahaya COVID-19 belum lagi usai, namun belakangan ini kita diminta untuk mewaspadai adanya wabah hepatitis misterius," kata Muhammad Anwar di Jakarta, Jumat.

Anwar juga mengingatkan agar seluruh warganya untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, serta pola hidup bersih dan sehat.

Terlebih saat ini kondisi cuaca juga kerap tak menentu sehingga membutuhkan kondisi tubuh yang prima.

“Tentunya, kebersihan hingga pola makan yang sehat dan kenyamanan, ketertiban lingkungan pun tidak boleh luput dari perhatian kita bersama," ujar Anwar.

Lebih lanjut, Wali Kota Jakarta Timur juga menegaskan pentingnya peran orang tua untuk dapat meningkatkan pengawasan terhadap kesehatan buah hatinya.

"Kita berharap bahwa anak-anak selaku generasi penerus bangsa tidak terserang wabah ini," tutur Anwar.

Baca juga: Siswa kurang sehat dianjurkan tak ikut PTM cegah hepatitis akut

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan, mayoritas pengidap penyakit diduga hepatitis akut di Ibu Kota berusia di bawah 16 tahun.

"Dari 21 kasus, 14 orang termasuk tiga yang meninggal berusia kurang dari 16 tahun," kata Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Kamis.

Sedangkan tujuh kasus dugaan hepatitis akut lainnya, lanjut dia, berusia di atas 16 tahun.

Ia menambahkan sebanyak 14 kasus tersebut masih dalam proses penyelesaian pemeriksaan hepatitis.

Dengan demikian, 14 orang tersebut masih belum masuk klasifikasi mengidap hepatitis A hingga E.

"Belum semua lengkap jenis pemeriksaan hepatitis A hingga E sehingga semua kasus masih berstatus 'pending classification'," ucapnya.

Sedangkan tujuh orang lain karena berusia di atas 16 tahun tidak masuk kriteria Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai kewaspadaan hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya.

Baca juga: 21 kasus dugaan hepatitis akut di Jakarta

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022