Perlu membentuk media media komunikasi baik secara online maupun offline untuk menjadi ruang publik yang sehat bagi masyarakat.
Jakarta (ANTARA) - Dai milenial Habib Husein Ja'far Al Hadar mengatakan budaya silaturahmi pada Lebaran menjadi jembatan untuk saling mengenal terhadap hal yang berbeda sekaligus bisa mengurai kebencian dan mengebalkan imunitas dari paham intoleransi serta radikalisme.

"Silaturahmi itu di dalamnya bukan hanya ada pemaafan dan pemberian maaf, melainkan ada kesepahaman, kesalingkenalan satu sama lain. Karena kenal itu, masalah menjadi terurai dan kalaupun ada masalah menjadi termaafkan," ujar Habib Husein dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (13/5).

Pria yang juga pemilik kanal YouTube "Jeda Nulis" ini mengatakan bahwa membangun silaturahmi juga sejatinya mampu mengurangi perbedaan di antara individu.

Ia memandang perlu melestarikan budaya silaturahmi yang berkembang di Nusantara untuk menjaga kearifan lokal dan menjadi momen untuk lebih memahami esensi ajaran agama.

Untuk terus melestarikan dan menjaga silaturahmi, menurut dia, yang pertama adalah dengan mengetahui betapa besarnya pahala bagi orang yang menjaga tali silaturahmi dan betapa besar dosanya orang yang memutus silaturahmi itu.

Dalam salah satu sabdanya Nabi Muhammad saw. mengatakan, "Terlaknat orang yang memutus silaturahmi." Bahkan, Nabi Muhammad pun memuji orang-orang yang saling memaafkan sehingga menjadi pahala bagi yang menjaga tali silaturahmi dan dosa bagi yang mengutusnya.

"Kedua, adalah mengetahui manfaat silaturahmi. Terlalu banyak pertengkaran tanpa persoalan karena salah paham saja sehingga bertengkar," kata pria yang terkenal dalam perannya pada konten "Pemuda Teresat" ini.

Habib Husein juga menyinggung terkait dengan enggannya generasi muda untuk ikut menjalin dan membangun silaturahmi. Hal ini akibat pola pikir para pemuda yang pragmatis dalam melihat hubungan.

"Kalau tidak ada hubungan bisnis atau tidak ada kepentingan di antara mereka untuk bertemu, ya, enggak bertemu. Itu yang membuat mereka enggan melakukan silaturahmi. Justru hubungan-hubungan yang berbasis kultural itu yang menjadi kekuatan bagi mereka, termasuk dalam bisnis," jelasnya.

Ia menilai saat ini justru forum silaturahmi seperti forum motor bersama, forum mobil, atau forum hobi bersama bisa menjadi bagian dari silaturahmi.

Hal tersebut tumbuh dari kesadaran pada kesamaan hobi atau kesamaan fesyen. Bahkan, nantinya pada dasarnya tanpa kesamaan itu sendiri justru dalam titik perbedaan mereka seharusnya membangun silaturahmi agar bisa mengurangi perbedaan di antara mereka.

"Perlu membentuk media media komunikasi baik secara online maupun offline untuk menjadi ruang publik yang sehat bagi masyarakat yang akhirnya bisa mengobrol secara terbuka tanpa ada kebencian, tanpa ada prasangka, dan lain sebagainya," katanya.

Baca juga: Pemkot Pekalongan minta tradisi Syawalan untuk mempererat silaturahmi

Baca juga: Pengamat: Silaturahmi elite politik jaga stabilitas bangsa

Pewarta: Joko Susilo
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022