New York (ANTARA) - Wall Street menguat pada akhir perdagangan Jumat, menutup pekan yang bergejolak ketika tanda-tanda inflasi memuncak bersaing dengan kekhawatiran bahwa pengetatan kebijakan oleh Federal Reserve dapat memiringkan ekonomi ke dalam resesi.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 466,36 poin atau 1,47 persen, menjadi menetap di 32.196,66 poin. Indeks S&P 500 naik 93,81 poin atau 2,39 persen, menjadi berakhir di 4.023,89 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup melonjak 434,04 poin atau 3,82 persen, menjadi 11.805,00 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 mengakhiri sesi di zona hijau, dengan sektor konsumen menikmati persentase kenaikan terbesar, melonjak sebesar 4,1 persen.

Keuntungan dipimpin oleh rebound dalam saham teknologi megacap dan teknologi yang terkait, yang dijual dalam sesi sebelumnya karena imbal hasil acuan obligasi pemerintah naik dan investor khawatir The Fed mungkin menaikkan suku bunga lebih agresif daripada yang diharapkan.

Terlepas dari kenaikan hari ini, S&P 500 dan Nasdaq membukukan kerugian mingguan keenam berturut-turut, penurunan beruntun terpanjang sejak musim gugur 2012 untuk S&P 500 dan sejak musim semi 2011 untuk Nasdaq.

Dow mencatat penurunan mingguan ketujuh berturut-turut, penurunan beruntun terpanjang saham blue chips sejak akhir musim dingin 1980.

"Apakah ini kenaikan harga sementara? Atau apakah ini pengakuan investor, seperti yang saya yakini, bahwa aksi jual berlebihan?" kata Oliver Pursche, wakil presiden senior di Wealthspire Advisors, di New York.

"Saya tidak akan terkejut jika kita melihat satu atau dua minggu lagi turun, tetapi Anda harus melihat indeks lampau dan melihat dasar-dasar pasar," tambah Pursche. "Dan apa yang kita lihat hari ini adalah beberapa nama (saham) berkualitas yang dipukuli benar-benar melambung tajam."

Dalam enam hari perdagangan terakhir, Departemen Tenaga Kerja menyampaikan empat laporan ekonomi - pertumbuhan upah, IHK, IHP dan harga impor - yang bersama-sama menunjukkan inflasi mencapai puncaknya pada Maret, berita gembira bagi pelaku pasar yang khawatir The Fed dapat memicu resesi dengan serentetan dari kenaikan suku bunga melawan inflasi.

Ketua Fed Jerome Powell, yang ditetapkan pada Kamis (12/5/2022) oleh Senat AS untuk masa jabatan kedua, mengulangi tekad bank sentral untuk memerangi inflasi, tetapi mengatakan dia yakin ekonomi dapat menghindari penurunan yang serius.

Powell "menunjukkan kerendahan hati dan keseriusan pada saat yang sama," kata Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel in Charlottesville, Virginia. "Dia berkomitmen untuk mengendalikan inflasi ini, bahkan jika dia mengakui itu akan sedikit menyakitkan."

Musim pelaporan keuangan kuartal pertama telah mencapai batas akhir, dengan 458 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan. Dari jumlah tersebut, 78 persen telah memberikan hasil yang mengalahkan konsensus, menurut Refinitiv.

Saham Twitter Inc anjlok 9,7 persen menyusul cuitan Elon Musk bahwa dia telah menunda kesepakatan pembelian tunai senilai 44 miliar dolar AS, saat dia menunggu perusahaan media sosial itu memberikan data tentang akun palsu. Sementara Tesla Inc melonjak 5,7 persen.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 13,32 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 13,17 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022