Jakarta (ANTARA) - Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Amerika Serikat menghasilkan ASEAN-US Joint Vision Statement yang menegaskan komitmen untuk meningkatkan kerja sama di berbagai sektor strategis, seperti pemulihan pandemi dan penanganan perubahan iklim.

“Sebagai koordinator, Indonesia memimpin perundingan joint vision statement (pernyataan visi bersama) ini,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam keterangan pers yang disiarkan secara daring, Sabtu.

Sebagai upaya bersama dalam pemulihan pandemi dan penguatan ketahanan kesehatan kawasan, dibentuk pula program ASEAN-US Health Initiative.

“AS mendukung ASEAN untuk memperkuat kapasitas manufaktur berkelanjutan untuk produk medis esensial serta riset bersama,” tutur Retno.

Dalam hal ini, kata dia, peningkatan kerja sama ekonomi dan konektivitas juga didorong untuk memfasilitasi penguatan rantai pasok dan konektivitas kawasan untuk peralatan medis, obat-obatan, vaksin, serta komoditas pertanian.

Di bidang penanganan perubahan iklim, kedua pihak akan mengalokasikan dana melalui program US-ASEAN Climate Future untuk mendukung kontribusi yang ditetapkan secara nasional (nationally determined contribution/NDC) oleh negara-negara ASEAN.

Selain itu, kemitraan antara sektor publik dan swasta juga didorong guna mempercepat percepatan transisi energi bersih, antara lain melalui skema pendanaan, blended finance, dan transfer teknologi.

ASEAN dan AS sepakat untuk meningkatkan kerja sama pendidikan, termasuk kolaborasi universitas dan perusahaan melalui program Billion Futures yang ditujukan untuk peningkatan pembangunan pendidikan, pelatihan guru, dan promosi pengarusutamaan gender.

Kedua pihak juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama maritim dengan memperkuat koordinasi antara lembaga penegak hukum di bidang maritime domain awareness (MDA), search and rescue (SAR), keamanan maritim, serta pemberantasan penangkapan ilegal (illegal, unreported, unregulated/IUU fishing).

KTT yang berlangsung di Washington DC dan dihadiri pula oleh Presiden Joko Widodo itu juga berhasil menyepakati secara prinsip peningkatan kemitraan ASEAN-AS dari Kemitraan Strategis menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif.

Pembahasan detail mengenai kemitraan tersebut akan dilanjutkan dan direncanakan diluncurkan pada KTT ASEAN-AS bulan November 2022.

“Kehadiran Bapak Presiden (Jokowi) pada rangkaian pertemuan KTT ASEAN-AS diharapkan dapat memperkuat kerja sama konkret antara ASEAN dan AS demi berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik,” tutur Menlu Retno.

Baca juga: Jokowi harap partisipasi AS di Indo-Pacific Forum 2023
Baca juga: Analis sebut KTT dengan AS takkan pengaruhi sentralitas ASEAN
Baca juga: Menlu RI dan G7 bahas isu ketahanan pangan akibat perang Ukraina


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022