Masakan Indonesia itu luar biasa sekali, dan di kalangan Chef internasional sangat diakui karena rasanya yang strong, tapi sayang, secara promosi kurang

Berawal di West Lake


Semula ia membuka restoran di depan danau terbesar di Hanoi, Danau West Lake.

Di lokasi elit itu, Nurlaela harus merogoh kocek cukup dalam karena sewa gedung tergolong tinggi. Namun ia diuntungkan karena penduduk sekitar sebagian besar kalangan ekspatriat sehingga sudah terbiasa icip-icip masakan dari beragam negara.

Selama dua tahun berbisnis di lokasi tersebut, bisa dikatakan Nurlaela dapat meraup banyak keuntungan. Bahkan ia rela berinvestasi dengan membangun restoran tiga lantai.

Namun, apa hendak dikata, secara tiba-tiba pemerintah setempat melakukan pelebaran jalan sehingga gedung yang sudah kadung direnovasinya itu terpaksa digusur. Tak ada pilihan lain selain mencari lokasi baru.

Kawasan Ba Dihn yang berdekatan dengan Museum Ho Chi Mihn akhirnya dipilihnya. Walau harus merintis lagi dari awal tapi setidaknya ia merasa beruntung karena bisa membuka restoran di kawasan wisata.

“Bisa dikatakan kami harus merintis dari nol lagi, tapi cukup diuntungkan karena terkadang pengunjung museum mengantre untuk masuk hingga ke depan restoran kami,” kata dia.

Para pengujung kini sebagian besar merupakan turis, yang juga sudah mengenal masakan Indonesia seperti nasi goreng, rendang, soto dan sate ayam.

Walau bisnis belum pulih sepenuhnya seperti saat membuka restoran di lokasi pertama dan ada juga terdampak pandemi, tapi Nurlaela mensyukuri kini rumah makannya menjadi salah satu tujuan turis untuk bersantap disela-sela kunjungan ke Museum Ho Chi Mihn.

Baca juga: Menilik markas jurnalis peliput SEA Games Vietnam

Selanjutnya: SEA Games bawa berkah
 

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2022