Magelang (ANTARA) - Api Dharma Waisak 2566 Budhist Era (BE) yang diambil dari Sumber Api Abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, disemayamkan di Candi Mendut, Kabupaten Magelang.

Iring-iringan mobil pembawa api dharma tiba di kompleks Candi Mendut sekitar pukul 16.00 WIB, Sabtu.  Api tersebut kemudian diterima Pelaksana Tugas Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI, Nyoman Suriadarma, Ketua II DPD Walubi Jateng Tanto Soegito Harsono dan lainnya.

Selanjutnya api diletakkan di depan altar yang berada di Candi Mendut. Selain itu, ditandai pula dengan penyalaan lilin. Kemudian para biksu sangga melakukan doa penyakralan api dharma di depan altar di Halaman Candi Mendut secara bergantian.

Baca juga: Pembagian paket kebutuhan pokok awali perayaan Waisak di Borobudur

Ketua Umum Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) Biksu Dammavuddho menjelaskan makna dari api suci yang diambil di Mrapen ini melambangkan sebagai semangat untuk menerangi.

"Di sini api sebagai semangat untuk menerangi. Di mana ada api di situ ada penerangan. Jadi seperti Waisak ini, Buddha datang ke dunia untuk membawa penerangan bagi semua makhluk," katanya.

Ia menyampaikan api disemayamkan di Candi Mendut supaya diingat bahwa ini simbolis untuk penerangan dharma bagi makhluk-makhluk yang diliputi oleh kegelapan batin mereka.

Dammavuddho menyampaikan pada Minggu (15/5) akan dilakukan pengambilan air berkah di Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung.

"Makna air ini sesuatu yang menyejukkan, netral. Di dalam batin ada kekotoran batin yang terdiri atas keserakahan, kebencian, dosa, dan kebodohan batin. Air simbolis dari pada ketenangan, jadi batin tidak bisa tenang kalau ada kotoran batin maka perlu air sebagai ketenangan," katanya.

Selain itu, katanya, air ini juga menyejukkan. Perlu dilihat dunia hari ini bagaimana, perang dimana-mana, pembunuhan dan sebagainya seakan-akan tidak ada habis-habisnya, apalagi konflik terbaru di Rusia dan Ukraina, kemudian yang di Israel dan Palestina yang tidak selesai-selesai sampai sekarang.

"Dengan adanya air simbolis ketenangan sehingga dunia ini jadi kalem. Selanjutnya air ini adalah sumber kehidupan, di mana ada air di situ ada kehidupan sehingga air dan api menjadi simbolis yang digunakan dalam kegiatan waisak," katanya.

Ia menyampaikan api dan air yang sudah ditaruh di sini akan didoakan. Jadi disakralkan, besuk air juga datang langsung disakralkan.

Setelah disakralkan di Candi Mendut akan dibawa ke Candi Borobudur dan setelah sampai di Candi Borobudur nanti akan digunakan sebagai pemercikan tirta.

"Jadi air akan digunakan untuk pemercikan kepada semua hadirin," katanya. 

Baca juga: Walubi dan Permabudhi akan rayakan Waisak di Borobudur
Baca juga: Penumpang libur Waisak di Bandara Soetta dekati masa mudik Lebaran

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022