Permintaan yang tumbuh akan diikuti oleh pengusaha dari sisi pasokan sehingga tidak akan menyebabkan inflasi yang begitu besar
Jakarta (ANTARA) - Wakil Kepala Badan Moneter Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Aviliani menilai saat ini pengusaha mulai mempersiapkan produksi untuk mengantisipasi lonjakan inflasi yang kemungkinan terjadi.

"Permintaan yang tumbuh akan diikuti oleh pengusaha dari sisi pasokan sehingga tidak akan menyebabkan inflasi yang begitu besar," ucap Aviliani dalam Forum Merdeka Barat 9 secara daring di Jakarta, Selasa.

Usai momen Lebaran berlalu, pengusaha kian optimistis dan sudah mempersiapkan diri dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang mulai membaik, seiring dengan mulai pulihnya hampir seluruh sektor terutama industri pengolahan.

Maka dari itu ia berharap pemerintah bisa membantu beberapa sektor lainnya yang belum mampu tumbuh positif pasca COVID-19 mulai mereda dan menyebabkan berbagai pelonggaran.

Baca juga: Kadin Jatim ingatkan inflasi dalam negeri akibat konflik Rusia-Ukraina

Adapun salah satu sektor yang masih bergerak cukup lambat di tengah perbaikan situasi ekonomi saat ini adalah infrastruktur.

"Ini bisa dipercepat sehingga akan mempengaruhi juga terhadap penciptaan lapangan kerja," tuturnya.

Aviliani menyarankan pemerintah bisa membantu sektor tersebut dengan insentif seperti yang diberikan kepada industri otomotif dan properti agar bisa bergerak signifikan.

Pemberian insentif dinilai akan berimplikasi pula kepada pertumbuhan konsumsi pemerintah yang belum meningkat signifikan pada triwulan I 2022.

Dia menjelaskan belum mampunya beberapa sektor perekonomian tumbuh positif saat ini seiring dengan masih terdapat pengusaha yang tak cepat mengambil kesempatan dengan perubahan bisnis yang ada, terutama melalui digitalisasi.

Padahal saat ini situasi ekonomi sudah sangat berubah dengan cepat dan konsumen semakin beralih kepada bisnis yang mengadopsi digitalisasi.

Baca juga: BPS catat inflasi cukup tinggi pada April, capai 0,95 persen
Baca juga: BPS: Minyak goreng picu inflasi April capai 0,95 persen

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022