Jakarta (ANTARA) - Perekonomian China akan segera kembali ke pengoperasian normal berkat pengendalian epidemi yang efektif dan berbagai kebijakan, kata seorang pejabat pada Selasa (17/5).

Perekonomian China kini sedang menghadapi hambatan yang kuat akibat dampak yang tidak diperkirakan dari kemunculan kembali COVID-19 belakangan ini serta situasi global yang bergejolak, tutur Meng Wei, juru bicara Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (National Development and Reform Commission/NDRC) China, dalam sebuah konferensi pers.

Namun demikian, harus dicatat bahwa pada 2020, ketika wabah COVID-19 yang tiba-tiba meruyak menimbulkan pukulan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya, China berhasil dengan cepat membalikkan penurunan beberapa indikator ekonomi melalui pengendalian epidemi yang solid dan pelanjutan kembali aktivitas kerja, serta mengalami pemulihan yang stabil kuartal demi kuartal, urai Meng.

Meng mengatakan bahwa NDRC akan meningkatkan penyesuaian kebijakan makro dan membantu perusahaan-perusahaan memulihkan kapasitas produksi mereka.

Komisi tersebut menyasar implementasi kebijakan secara lebih baik dan pencapaian hasil konkret pada paruh pertama tahun ini, kata Meng. Pihak komisi juga akan merancang alat kebijakan tambahan guna membantu menjaga pertumbuhan tetap stabil, imbuhnya.

Meskipun pandemi merajalela dan situasi eksternal rumit serta parah, China memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk mempertahankan harga yang stabil, sebut Meng.

NDRC akan mengeluarkan upaya maksimal dalam memastikan pasokan komoditas, termasuk biji-bijian, batu bara, dan mineral, sambil meningkatkan penindakan keras terhadap aksi spekulasi, imbuhnya.

Menyinggung kekhawatiran soal prospek dan operasional bisnis perusahaan-perusahaan asing di China, Meng berkata China tetap merupakan magnet kuat bagi investasi asing berkat keunggulan sistem industrinya yang lengkap, infrastruktur, dan pasar yang sangat besar.

NDRC berupaya memperluas katalog industri yang mendorong investasi asing, dengan fokus pada layanan produktif dan manufaktur, serta menyalurkan lebih banyak investasi ke wilayah China bagian tengah, barat, dan timur laut, lanjut Meng.

Data resmi menunjukkan bahwa investasi asing langsung yang masuk ke China Daratan, dalam penggunaan aktual, naik 26,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) ke angka 74,47 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.651) dalam empat bulan pertama tahun ini, dibandingkan basis tinggi pertumbuhan 38,6 persen pada periode yang sama tahun lalu.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022